Penerapan Disiplin Positif dengan Merayakan Keberagaman Peserta Didik
MALANG-Implementasi Kurikulum Merdeka tidak lepas dari konsep pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Sehingga menemukan sekaligus merayakan keberagaman peserta didik adalah kunci keberhasilannya.
Hal itu disampaikan Fasilitator Sekolah Penggerak sekaligus Narasumber lokakarya Penerapan Disiplin Positif, Dosen Sistem Informatika Universitas Ma Chung, Meme Susilowati, S.Kom, MMSI pada Kunjungan Lapangan Sekolah Penggerak di KB Islam Anak Negeri Karangploso, Kabupaten Malang, Senin (26/8/2024).
Ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan Kunjungan Lapangan Pertama tahun kedua Program Sekolah Penggerak (PSP) sekaligus monev dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) – Kemendikbudristek Jawa Timur. Lokakarya tentang Penerapan Disiplin Positif ini bertujuan untuk penguatan bagi satuan Pendidikan sebagai upaya meningkatkan kompetensi dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Meme menyampaikan materi Penerapan Disiplin Positif dengan mengambil pesan dari Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidik selayaknya seorang Petani menanam padi yang hanya dapat menuntun tumbuhnya padi.
“Ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya,” katanya.
“Demikian pula seorang dalam mendidik memiliki kewajiban mengondisikan peserta didik untuk bertumbuh dengan wajar secara optimal agar dapat memunculkan kodrat ilahinya sehingga dapat mencapai kebahagiannya sebagai manusia secara individu dan bermasyarakat,” sambung Meme.
Ia menguraikan, pendidik seyogyanya memantik motivasi intrinsik peserta didik agar terbangun secara alamiah dari dalam dirinya untuk dapat mencapai kodrat Ilahinya. Sehingga perlu dipahami bahwa setiap perilaku peserta didik memiliki tujuan. Biasanya karena seseorang mencoba memenuhi salah satu kebutuhan dasarnya atau mencoba menghindari sesuatu.
“Speechless dengan materinya ternyata keberagaman harus dirayakan dan Disiplin Positif ada Asesmentnya sehingga tetap terjaga relevansinya dengan kebutuhan warga sekolah,” kata Darul Choiriyah S.Pd, Kepala Sekolah Satuan Pendidikan.
Darul menambahkan bahwa Kunjungan lapangan PSP tahun kedua digelar dengan konsep Mini Lokakarya dengan durasi 3JP. Peserta mengapresiasi karena menyenangkan lantaran nara sumber menyampaikan dengan cara fun dan luwes namun tidak meninggalkan substansi materi.
Topik Penerapan Disiplin Positif yang diambil merupakan hasil diskusi Bersama dari analisis kebutuhan berdasarkan Rapor Pendidikan. Nara Sumber mampu memantik semua tantangan yang dihadapi pendidik dan kepala sekolah. “Kami pun terdorong untuk mengeksplor semua persoalan, ungkapan perasaan dan ganjalan dipikiran dengan nyaman,” katanya.
Lokakarya Penerapan Disiplin Positif ini juga dihadiri oleh Pengawas Sekolah Kabupaten Malang Rina Mardiani, S.Pd. Rina mengatakan kesan bahwa mendapatkan manfaat sangat besar tentang lingkungan yang aman dan nyaman berbasis disiplin positif di sekolah yang akan berdampak secara maksimal pada perkembangan dan pembentukan karakter peserta didik.
Di akhir kegiatan Koordinator Fasilitator Sekolah Penggerak dari BBGP Jawa Timur Sulaeni, M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan lokakarya ini tidak hanya memberikan penguatan tapi juga membuka peluang diskusi dua arah dengan Kepala sekolah, guru-guru dan Pengawas sekolah.
Sangat menarik dan pihak sekolah mendapatkan insight baru dari apa yang disampaikan oleh FSP yang akhirnya dituntaskan dengan penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) secara terstruktur, jelas, terukur dan memiliki target waktu penyelesaian. Sulaeni berharap RTL tidak hanya di atas kertas tapi benar-benar bisa di laksanakan.(sadw)