Proyeksi Ekonomi Digital Indonesia Tahun 2023 Tembus USD 360 Miliar

MALANG- Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, dalam orasi ilmiahnya di Sidang Terbuka Universitas Brawijaya (UB) Malang, Minggu (5/1/2025) hari ini   mengungkapkan visi besar ekonomi digital sebagai motor utama menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam orasi bertema “Ekonomi Digital: Peluang dan Tantangan Menuju Indonesia Emas”, Menteri Meutya  memaparkan bahwa transformasi digital berpotensi menghasilkan nilai ekonomi digital hingga USD 360 miliar pada tahun 2030. Atau setara dengan sepertiga dari nilai ekonomi digital di ASEAN.

“Ekonomi digital Indonesia saat ini menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan transaksi digital mencapai USD 90 miliar pada 2024, terbesar di Asia Tenggara,” kata Meutya Hafid di Gedung Samantha Krida Kota  Malang, hari ini.

Menteri  Meutya mengungkapkan  dominasi sektor e-commerce yang tumbuh 11 persen dengan nilai transaksi sebesar USD 65 miliar, berkat inovasi, seperti video commerce. “Kami berkomitmen mempercepat transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berdaulat,” ujarnya.

Menkomdigi Meutya menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur digital, pengembangan talenta digital, dan tata kelola yang adaptif untuk memperkuat ekonomi digital nasional.

Dalam orasinya, Menteri Meutya menekankan tiga pilar utama transformasi digital. Pertama,  Infrastruktur Digital berupa pemerataan akses dan peningkatan kecepatan internet di seluruh Indonesia. Kedua, Talenta Digital. Targetnya  9 juta talenta digital pada 2030 melalui program Digital Talent Scholarship. Sedangkan ketiga yakni Tata Kelola Ekosistem Digital. Yaitu menciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan.

Melihat besarnya potensi ekonomi digital, Menteri Komdigi mengajak civitas akademika Universitas Brawijaya untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi digital, melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan dunia usaha. “Universitas  memiliki potensi besar dalam membangun ekosistem digital lokal dan nasional,” kata Meutya.

Meski ekonomi digital memiliki prospek cerah, Meutya juga menyoroti tantangan global, seperti gejolak geopolitik dan fragmentasi ekonomi. Namun, dengan kolaborasi lintas sektor dan inovasi digital, Indonesia optimis menjadi salah satu pemain utama di Asia Tenggara.

Orasi ilmiah yang disampaikan dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-62 Universitas Brawijaya ini dihadiri oleh Rektor Universitas Brawijaya Malang, Prof Widodo, M.Si, PhD Med.Sc, Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya, Mahfud MD, para guru besar, dosen, dan mahasiswa. (red)

Keren Acara ASIK Kemerdekaan!

Sekarang

26 Ribu Lebih Warga Manfaatkan Kereta Api saat Libur 17-an

Sekarang

Hujan Berpotensi Guyur Sejumlah Wilayah di Jakarta

Sekarang

Ketekunan Pemuda Buleleng Bawa Gamelan Rindik ke Pasar Ekspor

Inspirasi

Keren Acara ASIK Kemerdekaan!

Inspirasi

Operasi Modifikasi  Cuaca Berlangsung hingga 21 Agustus

Sekarang