Kisah Ibu Driver Ojol Tiga Tahun Ngojek Bawa Anak Balita, Kini Rintis Usaha Sendiri

Hari-hari ini  Erik Anggrainy  sudah tak mengaspal lagi. Ibu tiga anak itu pun tak bolak balik cek aplikasi ojek online (ojol) miliknya. Sekarang, hampir dua bulan terakhir ia sedang fokus mengurusi dagangannya.

MALANG– Erik Anggariny sebelumya perempun driver  ojol di Malang. Warga Singosari Kabupaten Malang ini  mulai ngojek sejak tahun 2016. Artinya sembilan tahun ia mengaspal menggunakan motor matic-nya.

Bahkan tiga tahun terakhir, ia ngojek sembari membawa dua  putranya sekaligus yang masih balita. Satunya berusia tiga tahun empat bulan, satunya lagi berumur satu tahun enam bulan.  Itu berlangsung sejak tahun 2022 sampai Februari 2025.

“Sekarang sudah lebih tenang. Hanya mengurusi dagangan. Sebelumnya sekitar tiga tahun saya ngojek bawa dua anak. Kalau anak ditinggal atau dititipkan di rumah kasian, nangisnya lama.  Sekarang mereka sudah tetap di rumah saja,” tutur perempuan 44 tahun yang sebelumnya sering menunggu penumpang di sekitaran Plaza Araya Kota Malang.

Hari-hari ini Erik Anggariny tak mengaspal lagi  bersama dua balitanya. Ia memilih banting setir. Yakni berjualan makanan. Persisnya di Jalan Poros  Bumi Mondoroko Raya, Singosari. Di tempat ini ia sewa lapak. Berjualan aneka makanan. Di antaranya Cireng Isi, lampia dan makanan lainnya.

Erik Anggariny pun sedang semangat-semangatnya memajukan usahanya. Usai libur lebaran ini, ia bakal gaspol. Apalagi ia mendapat bantuan  peralatan masak dari Yayasan Bersama Anak Bangsa (YBAB) Malang, Jumat (4/4/2025) malam.  
“Saya mendapat bantuan berupa alat-alat untuk berjualan. Di antaranya freezer, kompor gas dan peralatan lainnya untuk jualan,” kata anggota Gerakan Sayang Perempuan Ojek Online (Gaspol) Tangguh Malang Raya ini.  

Selain itu ia juga mendapat bantuan modal pendukung usaha Rp 1,5 juta. Juga diberi banner nama usaha dan jenis dagangannya.

Bagi  Erik Anggariny, bantuan yang diberikan kapadanya itu sudah sangat membantu untuk mandiri.  “Saya sekarang di rumah bersama anak-anak dan punya waktu untuk masak dan berjualan,” katanya.

Sebelumnya Erik Anggariny harus mengaspal dengan motornya tergabung di ojol bukan tanpa alasan. Ia terpanggil membantu suaminya Aji Saputro untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Apalagi dia dan suami harus membiayai kuliah anak pertamanya. Sekarang anaknya sudah selesai kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Malang. “Anak pertama tinggal wisuda,” katanya.

Koordinator Gaspol Tangguh Malang Raya Elok Yudha Lestari  mengatakan  bantuan yang diberikan   Yayasan Bersama Anak Bangsa (YBAB) Malang itu sangat membantu anggota komunitas  perempuan driver ojol yang diketuainya itu.

“Perhatian seperti yang diberikan YBAB Malang ini sangat membantu karena teman-teman bisa mandiri,  bisa usaha, mengembangkan UMKM. Teman-teman ingin buka usaha. Seperti  masak, kue kering,” kata Elok.

Menurut dia, anggota Gaspol Tangguh Malang Raya sebenarnya punya skill dan berbagai keterampilan. Namun mereka terkendala modal usaha dan peralatan kerja.

“Pengetahuan tentang manajemen pemasaran sebenarnya sudah punya. Karena kami  pernah  dapat pelatihan dari Diskoperindag Kota Malang,” terang Elok.  

“Teman-teman juga  pernah  dapat pelatihan dari Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang. Yakni  berupa pelatihan menjahit, wedding cake, pelatihan room dekor dan lainnya,” sambungnya.

Dengan bantuan YBAB Malang ini sangat membantu. Kini kata Elok, teman-temanya yang mendapat bantuan fokus di usaha yang dikembangkan. Sebelumnya kata Elok, Gaspol Tangguh Malang Raya sudah bekerja sama dengan YBAB Malang. Kerja sama tersebut kata dia sangat membantu anggota Gaspol Tangguh Malang Raya.

Apalagi menurut Elok, perempuan yang bekerja sebagai driver ojol termasuk rentan dan berisko. Yakni risiko kecelakaan, rawan jadi korban kriminalitas dan rawan pelecehan.  (red)

Sekarang