Kemenpar Publikasikan Tiga Karya Ilmiah Terkait Perkembangan Pariwisata Indonesia

JAKARTAKementerian Pariwisata (Kemenpar) mempublikasikan tiga karya ilmiah berupa kajian dan jurnal yang berkaitan dengan perkembangan sektor pariwisata Indonesia. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini M. Paham dalam keterangannya menyebutkan tiga hasil kajian dan jurnal ilmiah yang dimaksud. Yakni Tourism Snapshot Volume 1 No. 1 Tahun 2025 berjudul “Beyond Recovery: Toward Transformation in Indonesia Tourism Resilience”; Jurnal Kepariwisataan Indonesia (JKI) Volume 19 No. 1 (2025); dan Kajian Kebijakan Bidang Kepariwisataan Volume 1 Tahun 2025 berjudul “Dampak Penurunan Okupansi Hotel”.

“Ketiga produk ini telah melalui proses penyusunan dan finalisasi sehingga telah siap untuk dipublikasikan,” kata Diah, sapaan akrabnya.

Diah menambahkan “Tourism Snapshot” merupakan publikasi triwulanan yang disusun oleh Asisten Deputi Manajemen Strategis, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar sebagai bentuk respons terhadap isu-isu strategis kepariwisataan terkini.

Edisi perdana ini mengangkat tema Manajemen Krisis Kepariwisataan yang membahas dinamika pemulihan dan tantangan struktural sektor pariwisata Indonesia pasca pandemi.

“Publikasi ini ditujukan untuk menjadi referensi ringkas berbasis data yang mendukung pengambilan kebijakan strategis secara responsif dan antisipatif,” katanya.

Isi kajian ini mencakup enam pokok bahasan utama. Yaitu Pemulihan Pariwisata Global, Resiliensi Pariwisata Indonesia, Potensi Krisis Pariwisata Indonesia 2025, Dampak Geopolitik Global, dan Rekomendasi Strategis. Laporan ini secara komprehensif memotret kondisi pariwisata nasional dari berbagai indikator seperti kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), perjalanan wisatawan nusantara (wisnus), tingkat okupansi hotel, serta tekanan terhadap sektor perhotelan dan restoran akibat kebijakan efisiensi, ketimpangan daya beli, dan praktik ilegal di bidang akomodasi.

Selain itu, laporan ini turut membahas ancaman bencana dan kecelakaan serta pengaruh ketegangan geopolitik terhadap arus wisatawan internasional. “Melalui publikasi Tourism Snapshot diharapkan ada instrumen komunikasi kebijakan yang bersifat adaptif, informatif, dan aplikatif,” katanya.

Lalu, dalam Jurnal Kepariwisataan Indonesia (JKI) Volume 19 No. 1 (2025), Diah menjelaskan jurnal ini memuat artikel hasil penelitian, kajian konseptual, ulasan kebijakan, dan telaah ilmiah lainnya terkait sektor kepariwisataan.

JKI memiliki cakupan utama pada bidang destinasi dan infrastruktur pariwisata, pemasaran pariwisata, industri dan investasi pariwisata, serta sumber daya manusia dan kelembagaan, dengan penekanan khusus pada konteks Indonesia dan keterkaitannya dalam perspektif global.

Dalam edisi ini, JKI menyajikan beragam topik terkini di era digitalisasi. Termasuk transformasi digital dalam promosi destinasi, strategi keberlanjutan berbasis masyarakat, kebijakan insentif investasi, serta penguatan kelembagaan pariwisata lokal. Kontributor jurnal ini datang dari berbagai latar belakang, baik akademisi, peneliti lembaga, maupun praktisi sektor pariwisata yang memperkaya isi jurnal dari perspektif multidisiplin dan relevan terhadap kebutuhan industri saat ini.

“Melalui publikasi ini, JKI diharapkan menjadi wadah diseminasi pengetahuan ilmiah dan pemikiran strategis yang dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan, pemangku kebijakan, dan pelaku usaha pariwisata. Keberadaan jurnal ini juga memperkuat posisi Kemenpar dalam membangun ekosistem kebijakan berbasis bukti dan riset berkualitas,” jelas  Diah.

Kemudian, dalam Kajian Kebijakan Bidang Kepariwisataan Volume 1 Tahun 2025 yang berjudul “Dampak Penurunan Okupansi Hotel”, Diah menyebutkan kajian ini disusun bersama dengan enam Politeknik Pariwisata (Poltekpar) dibawah Kemenpar untuk merespons tren penurunan tingkat okupansi hotel di berbagai destinasi wisata utama di Indonesia. Fenomena ini dipengaruhi oleh kebijakan efisiensi belanja perjalanan dinas instansi pemerintah, penurunan daya beli masyarakat, serta perubahan perilaku dan preferensi wisatawan.

“Selain mengidentifikasi permasalahan, kajian ini juga menyampaikan rekomendasi kebijakan yang bersifat jangka pendek hingga menengah, termasuk insentif strategis, skema promosi kolaboratif, serta perlunya penyesuaian strategi pemasaran hotel,” paparnya.

Diah berharap hasil kajian ini dapat digunakan sebagai dasar perumusan intervensi kebijakan yang tepat guna dalam mendorong pemulihan kinerja perhotelan nasional. (red)

Sekarang

Daya Beli Warga Malang Masih Terjaga hingga Bulan Depan

Sekarang