Kala Wanita Katolik Sempusari Jember Merekat Toleransi di Bulan Ramadan dengan Warung Berkah

JEMBER-Mereka menembus sekat dan berbagai batas di Bulan Ramadan. Sebagai  penganut Katolik, panggilan  merawat toleransi tak pernah samar. Seturut waktu, makin kuat mengikat kebersamaan. Apalagi kemanusiaan adalah segala-galanya.

Itulah semangat emak-emak atau ibu-ibu Katolik yang tergabung dalam Wanita Katolik Republik  Indonesia (WKRI) Cabang Sempusari Paroki Hati Tersuci Santa Perawan Maria (HTSPM) di Kecamatan Kaliwates Jember.

Sudah empat tahun berturut-turut selama Bulan Ramadan, mereka mengadakan Warung Berkah. Tahun ini tahun keempat. Warung Berkah ini selalu dihadirkan untuk  umat Islam yang berbuka puasa selama Bulan Ramadan.   

“Tempat Warung Berkah di Koramil Kaliwates, kami bekerjasama dengan Koramil dan Ibu-Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Koramil Kaliwates.  Warung Berkah buka  Senin sampai Kamis, mulai pukul 16.30 WIB,” jelas Martha Yunita, Ketua WKRI Cabang Sempusari Jember.  

Martha menuturkan, yang disediakan di Warung Berkah yakni makanan untuk berbuka puasa umat Islam.  Makanan dikemas dalam kotak, bukan dibungkus.

Setiap satu kotak dihargai Rp 3.000. Menu makanannya selalu berganti, sehat, higienis, halal dan lezat. Menunya di antaranya nasi campur, daging ayam hingga ayam panggang.

Menurut Martha, sengaja tak menggratiskan karena itu merupakan sikap menghargai. Sebab  lebih bernilai.  “Sebenarnya  bisa saja gratis, tapi kami merasa  lebih terhormat dan  lebih menghargai kalau dijual dan dibeli,”  kata dia.

Peminat nasi kotak Warung Berkah berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat sekitar Koramil Kaliwates, sopir angkutan,  ojek, pengayuh becak.

Rata-rata mereka menyediakan 200 nasi kotak setiap hari di Warung Berkah. Minat warga terbilang tinggi. Baru 10 menit buka, biasanya sudah habis.  

Sedangkan anggaran kegiatan ini kata Martha, berasal dari kas WKRI Cabang Sempusari. Selain itu juga ada yang dari donatur.

Lebih lanjut Martha mengatakan, kegiatan ini merupakan ungkapan toleransi, kebersamaan dan kepedulian.  “Ini merupakan wujud iman yang hidup, tidak memandang asal usul maupun latar belakang. Di sini kami berbagi kasih dengan sesama,” kata dia.

Warga yang menikmati Warung Berkah tahu bahwa kegiatan ini diadakan oleh wanita katolik. Apalagi saat berkegiatan, mereka mengenakan seragam WKRI.

“Sejauh ini warga nyaman dan antusias masyarakat luar biasa.  Tak ada yang mempersoalkan. Di sini kita hidup membaur, saling menghormati,” pungkas Marta. (red)

Sekarang