Arak-Arakan Hewan Kurban, Tradisi Idul Adha yang Masih Dipertahankan di Kota Malang

KOTA MALANG- Ada Tradisi unik dilakukan warga Kota Malang di Hari Raya Idul Adha setiap tahunnya. Yakni mengarak semua hewan kurban keliling kampung sebelum dilakukan penyembelihan atau pemotongan kurban.

Tradisi ini sudah lama dan terus dilestarikan. Salah satunya terlihat di Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang. Warga RW 07 dan RW 01 melakukan tradisi mengarak  hewan kurban. Tradisi ini mengundang banyak perhatian warga karena sangat meriah.

Di RW 07, sebanyak 80 ekor kambing dan empat ekor sapi diarak keliling RW. Di RW 01 sebanyak 46 ekor kambing dan lima ekor sapi juga diarak.

Eki, salah seorang warga RW 07 mengungkapkan tradisi arak-arakan hewan kurban ini dilakukan sebagai syiar Islam untuk menyemarakan hari raya Idul Adha. Dilakukan setiap tahun oleh warga. 

“Ini sebagai bentuk syiar Islam untuk menyemarakan hari raya Idul Adha. Tradisi ini sudah turun-temurun mulai dari orang tua kita dulu,” jelas Eki.

Ia berharap kegiatan arak-arakan terus dilakukan agar nantinya dapat diikuti oleh anak cucu menyambut hari raya Idul Adha. Ini menjadi salah satu bentuk semaraknya warga menyambut Idul Adha dan semangat untuk terus memaknai Idul Adha dengan makna kurban yang sebenarnya.

Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat juga mengunjungi kawasan RW 07 siang tadi. Ia mengapresiasi tradisi arak-arakan hewan kurban yang dilakukan warga.  

Ada makna yang bisa diambil dari tradisi ini kata Wahyu. Dimana tradisi ini biasanya dilakukan untuk terlebih dahulu “menyenangkan” hewan kurban.

“Ini kan tradisi yang harus kita pertahankan dan lestarikan. Karena ada upaya sebelum hewan disembelih, hewan disenangkan dulu. Nah bentuknya, hewan diarak keliling kampung lalu disembelih. Dan tradisi ini sudah lama,” kata  Wahyu saat melihat langsung prosesi arak-arakan hewan kurban itu.

Wahyu menambahkan tradisi ini cukup menarik untuk menjadi salah satu tradisi budaya Kota Malang. Ia menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan jika tradisi arak-arakan hewan kurban sebelum disembelih ini menjadi event tahunan keagamaan setiap tahun.

Dengan adanya tradisi ini juga bisa menjadi media edukasi bagi warga untuk melakukan penyembelihan hewan kurban sesuai  Standar Operational Porcedure (SOP) pemotongan hewan yang higienis.

“Dan bisa saja diangkat masuk dalam kalender wisata Kota Malang nanti dan sekaligus memberi pesan  edukasi. Dispangtan (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) bisa masuk,” kata Wahyu. 

Tidak hanya di RW 07 Kelurahan Sukoharjo, warga RW 01 Kelurahan Sukoharjo atau warga Kampung Temenggungan juga melaksanakan tradisi arak-arakan hewan kurban. Ada 46 ekor kambing dan lima ekor sapi yang diarak.

Warga Temenggungan juga menyisipkan pesan lain dalam pelaksanaan tradisi arak-arakan Hewan Kurban ini. Yakni dengan membawa spanduk berisikan kepedulian dan pembelaan terhadap penderitaan warga Palestina. (ran)

Besok IWWEF Digelar di Jakarta

Sekarang

Besok IWWEF Digelar di Jakarta

Hijau

PKS Bersiap Gelar Pemilihan Pengurus DPD Kota Malang

Sekarang