Rencana Jembatan Kaca Hutan Kota Malabar Tuai Protes

KOTA MALANG Rencana Pemkot Malang membangun Jembatan Kaca untuk mempercantik Hutan Kota Malabar direaksi keras aktivis Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur. Rencana tersebut dikhawatirkan menganggu ekosistem hutan kota.

Ini disampaikan Simpul WALHI Jatim Malang, Purnawan Dwikora Negara. Dia menyampaikan rencana ini sangat berpotensi menimbulkan kerusakan Hutan Kota Malabar secara ekologis.

“Jika dibuat lebih indah silakan, tapi Hutan Kota itu seharusnya didesain untuk menopang ekosistem kecil di tengah kota. Fungsi ekologisnya harus diutamakan agar keberagaman hayati  terjaga,” jelas Pupung sapaan akrab Purnawan Dwikora Negara.

Menurut dia pembangunan Jembatan Kaca tidak sesuai dengan tujuan menjaga ekosistem Hutan Kota Malabar. Hal tersebut hanya akan menarik kunjungan atau mengembangkan sisi wisata saja. Jikapun hendak dikembangkan ke arah wisata ia berharap wisata bersifat edukatif.

Misalkan, lanjut dia, menambahkan fasilitas jalan setapak untuk mengenal jenis-jenis tumbuhan. Atau membangun pos pantau pengamatan burung dan lainnya.

“Jadi dibuat ke arah yang sesuai dengan fungsi menjaga ekologi di sana. Jangan berdalih itu sepi kunjungan atau kumuh. Kalau dibilang kumuh dan lain sebagainya, ya karena hutan kota tumbuh apa adanya dan secara ekologis itu fungsi dari hutan kota. Kalau mau dikembangkan ya sifatnya alami, bukan kerindangan buatan,” papar Pupung.

Mengenai hal ini Kabid Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Laode KB Al Fitra mengatakan rencana pembangunan Jembatan Kaca masih dalam tahap wacana. Belum ada uji publik sebagai tahapan penting yang dilakukan.

Menurut Laode, rencana ini masih dalam pembahasan awal berupa konsep dini. Juga diarahkan untuk diserahkan pada program  Corporate Social Responsibility (CSR).

“Ya itu bukan rencana masih wacana saja. Jika memang nanti jadi, tentu kami akan lakukan tahapan-tahapan utamanya uji publik. Kami undang seluruh stakeholder dipaparkan rencananya masukan dan kritikan apa itu akan ditampung,” ungkap Laode.

Menurut dia stakeholder yang pasti akan dilibatkan dalam pembahasan penambahan fasilitas atau revitalisasi Hutan Kota Malabar termasuk para aktivis lingkungan. DLH Kota Malang terbuka pada seluruh masukan yang ada termasuk dari WALHI.

Laode menambahkan karena masih bersifat wacana, maka konsep Jembatan Kaca bisa jadi berubah. Semuanya akan diuji publikan.

“Pasti akan melibatkan seluruh stakeholder yang ada. Pasti tidak serta merta, ini masih wacana saja,” pungkas Laode. (ran)

Sekarang

Presiden Prabowo Putuskan Empat Pulau Milik Provinsi Aceh

Sekarang