Kemendikdasmen Paparkan Kondisi Pendidikan Terdampak Bencana dan Langkah Pemulihan

JAKARTA– Kemendikdasmen  menegaskan bahwa upaya pemulihan layanan pendidikan di wilayah terdampak banjir dan longsor terus dilakukan dengan mengedepankan semangat optimisme dan gotong royong.

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Mendikdasmen Abdul Mu’ti memaparkan perkembangan terbaru langkah pemulihan yang ditempuh pemerintah untuk memastikan keberlangsungan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik.

“Sejak awal bencana, Kemendikdasmen melalui Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) langsung bergerak bersama dengan UPT di daerah terdampak dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan kaji cepat dampak bencana dan kebutuhan di bidang pendidikan,” ucap Mendikdasmen Abdul Mu’ti di Jakarta, Senin (8/12/2025) hari ini.

Bencana banjir dan longsor yang terjadi sejak 25 November 2025 memberikan dampak sangat besar terhadap sektor pendidikan. Hingga 7 Desember 2025, tercatat 2.798 satuan pendidikan terdampak dengan tingkat kerusakan yang beragam. Sebanyak 208 ribu siswa dan 19 ribu guru serta tenaga kependidikan terdampak secara langsung. Mempertimbangkan skala kerusakan tersebut, Kemendikdasmen menegaskan tiga kebutuhan utama pemulihan, yaitu penyediaan ruang kelas darurat, perlengkapan belajar bagi siswa, serta layanan dukungan psikososial untuk mempercepat kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran dalam situasi darurat.

Di tengah tantangan tersebut, Kemendikdasmen menekankan bahwa pemulihan pendidikan bukan kerja satu pihak saja. Gotong royong, atau partisipasi semesta, menjadi landasan utama percepatan penanganan.

Koordinasi multipihak dilakukan melalui kerja bersama Pos Pendukung Nasional BNPB di tiga provinsi terdampak, koordinasi dengan Kemenko PMK, serta jejaring klaster penanggulangan bencana lainnya. Di lapangan, UPT Kemendikdasmen maupun satuan kerja pusat juga ditugaskan untuk pendampingan agar langkah pemulihan berjalan baik.

“Kami juga telah melaksanakan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota terdampak, yang menghasilkan beberapa langkah penting, di antaranya validasi data kerusakan, percepatan pemulihan pembelajaran, distribusi bantuan secara berjenjang, penetapan klasifikasi kerusakan sekolah untuk menentukan intervensi prioritas, serta fleksibilitas penjadwalan pembelajaran dan ujian sekolah sesuai kondisi setiap daerah,” urai Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

Sejumlah bantuan langsung telah disalurkan ke provinsi terdampak. Total bantuan yang tersedia mencakup Rp 21,1 miliar dana tanggap darurat untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran darurat, penyediaan tenda kelas, pengadaan perlengkapan belajar, kegiatan dukungan psikososial, serta distribusi logistik pendidikan di area terdampak. 

Di Sumatera Barat, bantuan operasional tanggap darurat senilai Rp 5,7 miliar dan Rp 293 juta santunan bagi GTK serta peserta didik korban meninggal dan luka berat telah disalurkan. Di Aceh, bantuan Rp 560 juta diberikan kepada tiga kabupaten yang terdampak yaitu Pidie, Pidie Jaya, dan Bireun. Sementara itu, di Sumatra Utara, Rp 220 juta telah disalurkan untuk mendukung pemulihan di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.

Bantuan logistik seperti tenda kelas darurat, paket perlengkapan belajar, paket kebutuhan dasar keluarga, sembako, dan bingkisan anak juga terus didistribusikan.

Lebih lanjut, juga diuraikan sisi kebijakan penyelenggaraan pembelajaran. ‘’Mulai 8 Desember 2025, kami mengarahkan pelaksanaan pembelajaran darurat melalui berbagai pendekatan, termasuk pendirian ruang kelas sementara, penempatan siswa ke sekolah sekitar yang tidak terdampak, pengaktifan jadwal pembelajaran fleksibel, kegiatan dukungan psikososial dengan serta penggunaan modul pembelajaran kedaruratan,” paparnya.

Untuk jangka menengah dan panjang, Kemendikdasmen kembali menegaskan pentingnya penguatan program SPAB sebagai fondasi kesiapsiagaan satuan pendidikan di daerah rawan bencana. Penguatan dilakukan melalui pelatihan mitigasi, penyusunan rencana aksi kedaruratan, peningkatan kapasitas sekolah, serta penguatan mekanisme kesiapsiagaan yang berkelanjutan.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyoroti langkah Kemendikdasmen dalam memastikan keberlangsungan pendidikan–bukan saja layanan pembelajaran tidak terhenti, namun juga memastikan berbagai sarana prasarana termasuk bahan-bahan pembelajaran tetap tersedia. 

“Pak Menteri juga mengatakan bahwa sudah berkolaborasi dengan berbagai institusi lain untuk memperkuat upaya yang sedang dilakukan, sehingga pendidikan bukan sekadar ruang untuk akademik, tapi menjadi ruang pelindungan dan pemulihan bagi  mereka yang saat ini terdampak,” ucap Hetifah.

Mercy Chriesty Barends dari Fraksi Partai PDI Perjuangan  mengapresiasi Kemendikdasmen atas seluruh kebijakan dan tindakan darurat yang telah diambil untuk memastikan bahwa proses pembelajaran pasca kebencanaan bisa tertangani.

“Pada waktunya kita semua bisa bekerja gotong-royong untuk memastikan dari sektor pendidikan kita bekerja keras untuk ikut menanggulangi seluruh seluruh proses pendidikan pasca penanggulangan bencana ini,” ujarnya.

Kemendikdasmen menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa setiap peserta didik tetap memperoleh hak pendidikan tanpa terputus, sekalipun dalam kondisi bencana.

Melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah, penyaluran bantuan darurat, penguatan program SPAB, dan pendampingan berkelanjutan, pemerintah terus bekerja agar layanan pendidikan dapat pulih dengan lebih cepat dan lebih tangguh di masa mendatang. (red)

Waduk Giri Kencana Tuntas Direvitalisasi

Sekarang

Waduk Giri Kencana Tuntas Direvitalisasi

Sekarang

Cuaca Jakarta Hari Ini Diprakirakan Berawan hingga Hujan Ringan

Sekarang