Nasi Jagung Bu Sum, Khasnya Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang
MALANG– Jagung yang digerit (dihaluskan) sampai berbentuk bulir kecil lalu dikombinasikan dengan nasi putih menjadi andalan Nasi Jagung Bu Sum di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang. Karena geritan halus jagungnya, Nasi Jagung Bu Sum terus didatangi pengunjung untuk dibeli.
Sumiati, pemilik Nasi Jagung dan Bubur Bu Sum Pasar Oro-Oro Dowo selalu menjaga kekhasannya itu. Itulah mengapa pengunjung terus berdatangan sejak ia buka pukul 07.00 WIB pagi setiap hari.
“Iya alhamdulilah sampai ndak ngaso (tidak istirahat, terus melayani). Ya mereka katanya suka karena jagungnya geritan halus. Dan lauknya juga banyak,” papar Sumiati saat ditemui di tengah ia berjualan.
Sudah berjualan Nasi Jagung sejak tahun 1980-an di Pasar Oro-Oro Dowo, Sumiati menjual Nasi Jagungnya yang original Rp 13 ribu. Jika membeli dua bungkus hanya Rp 25 ribu.
Meski begitu jika ingin menambah lauk pauk yang lain, harganya juga bertambah. Tetapi tetap murah di kantong. Yakni dibanderol sekitar Rp 17 ribu sampai Rp 25 ribu tergantung lauk yang diinginkan. Sumiati menyediakan lauk pauk yang beragam.
“Ada yang dengan isian lodeh rebung, mendol, tewel kacang, sambel terong, cecek tahu, ikan asin, sampai ikan tongkol ada. Kalau lengkap isiannya itu harganya Rp 25 ribu,” papar Sumiati yang asli warga Kayutangan Malang itu.
Seluruh bahan nasi jagung dan lauk pauknya ini ia masak sendiri di rumah sejak subuh. Dibawa untuk dijual segar dan hangat pukul 07.00 pagi sampai habis sekitar pukul 13.00 WIB. Minimal, setiap harinya, Sumiati bisa menjual hingga 100 bungkus Nasi Jagungnya.
Ia juga menjual Bubur Madura. Yang harganya hanya Rp 5 ribu saja. Biasanya untuk melengkapi sajian menu, usai menyantap Nasi Jagung ditutup dengan Bubur Madura. Atau sebaliknya. Ini digemari warga untuk sajian sarapan pagi. (cia)