Wamen Ekraf Umumkan Asosiasi Pengisi Suara, Dorong Voiceover Indonesia Berdaya Saing Global
JAKARTA-Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengumumkan pembentukan Asosiasi Pengisi Suara Indonesia saat penutupan program Wonder Voice of Indonesia (WVI) 2025. Ini merupakan babak baru bagi industri pengisi suara nasional dengan lahirnya wadah kolaboratif bagi para talenta suara Indonesia untuk bersatu dan berdaya saing di tingkat global.
“Dengan ditutupnya program WVI, kami juga mengaktifkan Asosiasi Pengisi Suara Indonesia. Ini artinya Indonesia sudah siap untuk bersatu supaya voice of Indonesia bukan hanya go national tapi go international. Kalian semua adalah insan-insan inspiratif yang berani step into the light dan mengakui bahwa suara kalian adalah suara emas. Semoga dengan suara kita, kita bisa mencapai Indonesia Emas, bersatu kita bisa,” kata Wamen Ekraf Irene.
Program Wonder Voice of Indonesia (WVI) 2025 merupakan program kolaboratif antara Kementerian Ekraf dan Voice Institute Indonesia (VII) yang telah berlangsung sejak 17 Mei 2025. Setelah melalui rangkaian Road to WVI di Bandung, Yogyakarta, dan Makassar, serta kompetisi voice over yang diikuti lebih dari 7.200 peserta, 20 finalis terbaik mengikuti Wonder Voiceover Camp selama tiga hari di Jakarta, dan puncak acara di Melting Pop menjadi momen pengumuman finalis terbaik.
Adapun 5 finalis terbaik Wonder Voice Over Camp yang dihadiahi set peralatan rekaman suara di antaranya:
1. Nur Alim, dari Madiun (@alimboice)
2. Yovita Salysa Aulia, dari Depok (@vita_suara)
3. Akasha Sakina Viandri, dari Jakarta (@akashaviandri)
4. Nurfina Fitri Melina, dari Tangerang selatan (@nurfins26)
5. Patriscia Tania, dari Kabupaten Tangerang, Banten (@patsystory)
Wamen Ekraf Irene menegaskan bahwa industri suara memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif nasional. Melalui ajang ini, pemerintah ingin memastikan bahwa para pegiat di bidang voice acting dan voiceover mendapat ruang, bimbingan, serta konektivitas dengan industri terkait seperti animasi, gim, dan iklan.
“Segala sesuatu yang dilakukan oleh Kementerian Ekraf tidak akan hanya seremonial. KPI kami adalah penciptaan lapangan kerja dan perputaran ekonomi. Dengan adanya database pengisi suara, kami ingin industri animasi dan voiceover bisa saling terhubung dan berkembang bersama,” ujar Wamen Ekraf Irene.
Lebih lanjut, Wamen Ekraf Irene turut menekankan pentingnya pemerataan kesempatan bagi talenta dari berbagai daerah. “Ekonomi kreatif harus mulai dari daerah. Jangan minder hanya karena kamu tinggal di kota kecil, karena kamu adalah hidden gem yang belum ditemukan. Yuk, muncul,” tambah Wamen Ekraf Irene.
Program Wonder Voice of Indonesia (WVI) dirancang untuk menjawab kebutuhan industri yang terus meningkat terhadap talenta suara profesional di era digital. Dalam beberapa tahun terakhir, suara telah menjadi elemen penting dalam berbagai produk ekonomi kreatif, mulai dari podcast, audiobook, film, animasi, gim, hingga teknologi berbasis suara lainnya.
Sejak 2022, program ini telah menjangkau lebih dari 2 juta audiens daring, menghasilkan lebih dari 20.000 karya suara orisinal, serta berkontribusi sekitar Rp 1,1 miliar terhadap industri kreatif nasional. Secara organik, inisiatif ini juga berhasil melahirkan komunitas Voice People di tujuh kota besar di Indonesia yang terus berkembang hingga kini.
CEO Voice Institute Indonesia Bimo Kusumo Yudo mengatakan bahwa kehadiran Kementerian Ekraf berperan penting dalam membuka ruang bagi industri suara untuk tumbuh dan diakui. Ia menilai, dukungan pemerintah menjadi bentuk nyata kolaborasi yang selama ini dibutuhkan oleh para pegiat industri kreatif, khususnya para pengisi suara.
“Indonesia tidak pernah kekurangan sumber daya manusia, hanya terkadang kurang ruang. Dengan hadirnya Kementerian Ekraf, ruang itu terbuka lebar bagi talenta suara untuk berdiskusi, mengembangkan bakat, dan berkolaborasi dengan pemerintah. Inilah bentuk dukungan nyata bagi industri yang selama ini dianggap sebelah mata,” ujar Bimo.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Plt. Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Administrasi Jakarta Selatan Shinta Nindyawati, Co-Founder Voice Institute Indonesia Binta Nadhila.
Sementara itu, Wamen Ekraf Irene turut didampingi Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu serta Direktur Televisi dan Radio Pupung Thariq Fadhillah. (red)
- Asosiasi Pengisi Suara
- Bimo Kusumo Yudo
- Binta Nadhila
- CEO Voice Institute Indonesia Bimo Kusumo Yudo
- Co-Founder Voice Institute Indonesia Binta Nadhila
- VII
- Voice Institute Indonesia
- Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar
- Wamen Ekraf Irene Umar
- Wamen Ekraf Umumkan Asosiasi Pengisi Suara
- Wonder Voice of Indonesia 2025
- Wonder Voiceover Camp
- WVI 2025















