Totalitas Kebersamaan Warga RT 02 RW 05 Karangbesuki Hasilkan Teatrikal Bernilai Perjuangan
MALANG-Karnaval memperingati HUT ke-79 RI yang berlangsung di Kelurahan Karang Besuki Kecamatan Sukun Kota Malang, Minggu (18/8/2024) hari ini terbilang istimewa. Acara yang digelar setiap tahunnya dalam rangka memperingati HUT RI ini, diikuti 10 RW. Mulai dari RW 1 sampai RW 10 Kelurahan Karang Besuki.
Tahun ini ada 52 kontingen yang mewakili 10 RW dalam karnaval. Masing-masing kontingan menampilkan atraksi 5-10 menit tampilan di depan panggung utama yang berisi para pejabat kelurahan dan undangan.
Ada banyak tampilan yang sudah disiapkan masing-masing kontingen. Mulai dari drum band, paskibra, bantengan, tarian nusantara, budaya nusantara, pawai kendaraan hias, pawai produk-produk unggulan dan pernak-pernik lainnya.
Dari semua tampilan, terdapat satu tampilan inspiratif. Yakni kontingen dari RT 02 RW 05. Tampilan berupa teaterikal mengenai romusha dan detik-detik proklamasi. Pembuat cerita sekaligus sutradaranya salah seorang pemuda RT 02 RW 05, Ahmad Amiq Fara.
Menurut Amiq tampilan karnaval dari tahun ke tahun monoton dengan tampilan tarian nusantara dan sejenisnya yang bersifat hiburan. Ia mencoba tahun ini membuat bentuk teaterikal mengenai romusha dan detik-detik Proklamasi. Ada nilai sejarah yang ingin diangkat tidak sekadar hiburan saja.
“Latar belakangnya karena karnaval selama ini isinya banyak hiburan saja. Saya kok kepikiran tahun ini ada unsur sejarahnya. Supaya generasi muda dan anak-anak tahu sekaligus ingat kalau kita pernah dijajah dan banyak pejuang yang berkorban untuk kemerdekaan. Nilai sejarah ini yang ingin kami tonjolkan dalam karnaval tahun ini. Kami melibatkan semua warga RT 02 mulai dari anak-anak, remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu” Kata Amiq.
Hampir 50 orang terlibat dalam teaterikal ini mulai dari anak-anak yang berperan sebagai tahanan. Mereka ada di dalam penjara yang desain sedemikian rupa di atas kendaraan Towing dengan ekspresi menangis dan teriakan minta tolong. Ada pemuda yang berperan sebagai budak tahanan jepang, berjalan tertatih-tatih membawa besi untuk rel kereta api. Ada bapak-bapak yang berperan sebagai tentara Jepang dan pejuang Indonesia. Tak lupa ada beberapa ibu yang berperan sebagai warga desa membawa makanan untuk para budak dan pejuang.
Di akhir cerita ada dua bapak berperan sebagai Proklamator membacakan naskah kemerdekaan. Teaterikal ini begitu unik dan menarik karena didukung oleh atribut yang sangat lengkap mulai dari pakaian, senjata, perlengkapan rel kereta api sepanjang belasan meter dan dekorasi penjara di atas kendaraan Towing.
Koordinator Tim Achmad Arif Muzaqi mengatakan acara ini adalah inisiatif dari pemuda-pemuda RT 02. Mereka ingin sekali ikut berpartisipasi dalam kegiatan karnaval yang diselenggarakan oleh kelurahan. Modal yang dimiliki hanyalah kemauan dan komitmen. Sedangkan dana sangat terbatas. Maka strategi yang digunakan adalah sebisa mungkin menggunakan barang yang sudah dimiliki oleh warga seperti kendaraan Towing, pic up dan sound system.
“Kami memiliki keterbatasan dana, maka kami sepakat untuk menggunakan aset yang kami miliki. Sebisa mungkin perlengkapan yang kami gunakan tidak berbiaya. Seperti senjata, rel kereta api, pakaian tentara Jepang dan romusha. Semua kami gunakan dengan barang-barang yang kami miliki lalu dimodifikasi. Memang beberapa kita beli seperti kayu dari dana spontanitas yang kita kumpulkan,” kata Achmad.
ketua RT 02 RW 05 Karangbesuki Fery Rudianto mengatakan bahwa kegiatan ini murni swadaya dari warga RT 02. Seluruh warga RT 02 bergotong royong selama dua minggu untuk menyiapkan acara ini. Semua perlengkapan dikerjakan atas inisiatif warga. Kebetulan di RT 02 banyak warga yang memiliki keahlian pertukangan sehingga atribut rel kereta api, atribut penjara, atribut dekorasi lainnya dikerjakan secara gotong-royong. Untuk konsumsi juga dikerjakan secara gotong-royong oleh ibu-ibu RT 02. Semuanya dilakukan secara swadaya dan sukarela.
“Semua ini disiapkan sendiri oleh warga RT 02 secara swadaya dan gotong-royong. Saya sebagai Ketua RT sangat bangga dengan warga yang memiliki inisiatif tinggi untuk mewujudkan tampilan ini. Mereka bekerja keras tiap malam mengerjakan semuanya di sela-sela kesibukan pekerjaan sehari-hari. Saya bersyukur warga 02 sangat rukun, kompak dan semangat” kata Rudi.
Salah satu warga RT 02 yang berperan sebagai Bung Hatta, Felik Sad Windu Wisnu Broto mengatakan bahwa kegiatan yang ditampilakn oleh warga RT 02 ini sangat inspiratif dan unik. Bukan hanya tampilannya saja yang ispiratif dan unik, tetapi juga prosesnya. Semua warga kompak mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bapak-bapak dan ibu-ibu. Kekompakan dan gotong-royong ini menurutnya adalah salah satu warisan nilai leluhur yang pantas untuk dilestarikan. (sadw)