Pertemuan Rutin Gaspol Tangguh Malang Raya Ajang Kuatkan Kebersamaan dan Berbagi Pengetahuan
MALANG-Kebersamaan dan kekompakan serta upaya menambah kapasitas anggota Gerakan Sayang Perempuan Ojek Online (Gaspol) Tangguh Malang Raya terus dikuatkan. Salah satunya dalam kegiatan pendampingan dan pengajian Gaspol Tangguh Malang Raya yang digelar di kantor Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang, Jumat (28/2/2025) hari ini.
Koordinator Gaspol Tangguh Malang Raya Elok Yudha Lestari mengatakan pendampingan dan pengajian merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap bulan. “Ini kegiatan rutin setiap bulan yang dibina Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang. Dalam kegiatan ini ada pendampingan yang biasanya ada materi, misalnya tentang UMKM, tentang psikologi dan juga ada pengajian rutin bersama Muslimat NU Kota Malang,” jelas Elok.
Hari ini lanjutnya diisi Megengan karena persiapan menjelang Ramadan. Pendampingan dalam kegiatan rutin menurut Elok sangat penting. Selain menjalin silaturahmi sesama anggota Gaspol Tangguh Malang Raya juga berbagi dan menambah pengetahuan maupun skill.
“Di antaranya tentang UMKM dan pengetahuan lainnya. Supaya punya skill dan tidak lagi bekerja sebagai ojek online terus menerus karena bisa bikin usaha di rumah,” kata Elok.
Dia mengatakan bekerja di rumah penting. Karena Perempuan yang bekerja di jalan rentan bahaya, rentan jadi korban kejahatan bahkan rentan jadi korban pelecehan.
Saat pertemuan pendampingan tadi, anggota Gaspol Tangguh Malang Raya antusias. Jumlah anggota yang hadir 80 orang. Sedangkan jumlah anggota Gaspol Tangguh Malang Raya sekitar 150 orang.
Kabid Pemberdayaan Perempuan Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang Nurul Fitri SP mengatakan pihaknya selalu mengadakan pertemuan rutin. Itu karena sudah terjalin sinergi dengan Gaspol Tangguh Malang Raya dan Muslimat NU. “Muslimat NU dampingi karena setiap pertemuan ada kultum,” katanya.
Nurul Fitri mengatakan Gaspol Tangguh Malang Raya didampingi karena merupakan kelompok perempuan yang butuh perhatian pemerintah. Mereka termasuk dalam kategori perempuan rentan.
“Pekerjaan mereka berisiko karena kerja di jalan. Di jalan rawan kecelakaan, pelecehan, rawan kekerasan. Melalui pertemuan ini bisa saling sharing, berbagi dan saling menguatkan serta menumbuhkan skill,” pungkasnya. (red)