Kampung Budaya Polowijen Tempat Audisi 300 Penari untuk Pembukaan Porprov Jatim di Malang Raya

MALANGMenjelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov)  Jawa Timur IX 2025 di Malang Raya,  Kampung Budaya Polowijen  selenggarakan audisi 400 penari. Mereka disiapkan mengisi acara pembukaan dalam sajian Seni Pertunjukan Kolosal Malang Mbois sebanyak 1.000 orang penampil saat pembukaan Porprov IX Jatin, di Stadion Gajayana Malang, 28 Juni mendatang.

Penyelenggara seleksi oleh Kampung Budaya Polowijen, Komunitas Tari Laras Aji, Ginarist Art Indonesia untuk merekrut penari dari sanggar sanggar di Malang Raya. 

Antara lain dari sanggar tari Kampung Budaya Polowijen, Ginaris Art Indonesia, Gong Pro, Bayu Candra Kirana, Maheswari, Swardance, Senaputra Jejeg Wira, Sekarjati, Ngesti Pandawa, Sekar Dilem, Murtitomo, Joyo Arum, Asmoro Bangun, Pramesti, Padma Gayatri dan berbagai Perwakilan dari SMP, SMA, SMK negeri swasta. Bahkan beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi turut serta sebagai peserta.

“Audisi open talent dibuka tiga hari saja sudah tutup, ini menunjukkan bahwa mereke punya mimpi cita-cita bahwa menari bisa menjadi ajang berprestasi. Bukan sekedar terlibat pada pelestarian tradisi dan budaya bahwa menari bisa saja mengatarkan mereka kepanggung dunia,” terang  Ki Demang, Penggagas Kampung Budaya Polowijen itu.

Sajian Seni Pertunjukan Kolosal Malang Mbois yang melibatkan sebanyak 1.000 orang penampil  akan memperagakan Tari Beskalan Putri Malang, Tari Topeng Grebeg Sabrang, Tari Dolan Jaranan, Bantengan Malang, Macanan, Pencak Silat, Gunungan, Umbul umbul Panji, Tekwondo serta dimeriahkan oleh pemain perkusi dan dencer.

Sajian ini di sutradarai Jatmiko Adi Widodo sekaligus penata musik di bantu oleh Ki Demang, Eko Ujang Kusnan Dariadi, Fima Wijaya, Arik Dengklur, Andhang Sayidhimas dan Parso Adiyanto sebagai penata gerak dan artistik.

Eko Ujang Kusnan Dariadi Ketua Komunitas Tari Laras Aji yang menjadi Dewan Juri Audisi mengapresiasi antusiasme peserta untuk mengikuti audisi Tari Topeng Grebeg Sabrang dan Beskalan Putri Malang. “Banyaknya peserta audisi menunjukkan bahwa tari tradisi masih banyak diminati oleh anak muda sehingga sangat perlu adanya pembinaan bagi mereka agar mereka bisa menari dengan gerakan baku yang lebih bagus,” ungkap Eko Ujang yang sering menjadi tokoh utama Panji atau Gunungsari dalam Wayang Topeng Malang.

Hadir pula Ki Suroso Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang yang memberikan sambutan saat penutupan acara dan pengumuman audisi.

“Saya salah satu pewaris topeng Malang dari Maestro Topeng Malang Mbah Karimun merasa haru dan bangga, ngak nyangka peminat tari tradisi Beskalan Topeng Malang segini banyaknya,” kata dia.

Selain untuk seni pertujukan kolosal pembukaan Porprov nanti, kedepan akan dikembangkan pementasan rutin. Ini  akan sampaikan ke Pemprov Jatim. Tujuannya  agar lebih banyak dibantu dan fasilitasi.  

Dari 400 penari yang ikut audisi dan seleksi, rencananya yang diambil hanya 300 penari dengan kriteria minimal SMP serta tinggi badan 150 cm.

Secara otomatis mereka bisa menari salah satunya di antaranya tari jaranan, tari Topeng Sabrang Malang dan Tari Beskalan Putri Malang. Selanjutnya mereka akan mengikuti proses latihan masing-masing tari sebanyak tiga kali di depan Balai Kota Malang dan lima kali di dalam Stadion Gajayana Malang bersama dengan 1.000 penari. (cia)

Sekarang

Daya Beli Warga Malang Masih Terjaga hingga Bulan Depan

Sekarang