Dai Indonesia Kenalkan Konsep Moderasi Beragama kepada Komunitas Muslim di Jerman

JAKARTARahmat Taufik Sipahutar, juara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional 2020, terpilih sebagai salah satu imam dalam program Pengiriman Dai ke Luar Negeri yang digelar Kementerian Agama (Kemenag). Para dai secara resmi dilepas pada 26 Februari 2025 lalu.

Rahmat menjalankan tugasnya di Berlin, Jerman. Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta itu membimbing komunitas Muslim dengan pendekatan moderasi beragama yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.

“Ini menjadi pengalaman berharga dalam perjalanan dakwah di tengah komunitas Muslim di Eropa. Saya berterima kasih kepada Kementerian Agama (Kemenag) yang telah memberi kesempatan,” kata Rahmat.

Ketertarikan Rahmat membaca literatur Islam di negara-negara dengan populasi Muslim yang kecil membawanya ingin memahami perkembangan Islam di sana. Dukungan dari Kemenag memudahkannya berdakwah di berbagai masjid dan komunitas Muslim di Jerman. Ia juga menjalin komunikasi yang baik dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan komunitas lokal.

Sebagai imam dan pendakwah, Rahmat kerap mendapat pertanyaan mengapa orang Indonesia bisa membaca Al-Qur’an dengan sangat fasih. Menurutnya, Muslim di Jerman, baik diaspora maupun warga lokal, memiliki antusiasme tinggi terhadap Islam.

Rahmat menuturkan, masjid di Jerman juga bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat komunitas Islam yang menyediakan layanan zakat, pendidikan anak Muslim, mini shop, serta tempat berkumpul bagi mahasiswa Muslim.

Ia pun aktif menggelar program pendidikan Islam, seperti Imam Tarawih, kajian moderasi beragama, tahsin dan tilawah Al-Qur’an, serta tafsir klasik dan kontemporer. Ia menekankan pentingnya memahami perbedaan ketimbang memaksakan persatuan dalam masyarakat multikultural.

“Membangun dialog dengan masyarakat Jerman harus dilakukan secara diplomatis agar tercipta rasa saling menghargai,” tuturnya.

Rahmat mengajak umat Islam di Indonesia untuk mendukung dakwah di Eropa dengan doa bagi para dai di negara-negara dengan komunitas Muslim kecil. “Semakin baik wajah Islam di Indonesia, semakin baik pula pandangan dunia terhadap Muslim Indonesia,” ucap Rahmat.

Sementara itu Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi mengatakan, program ini merupakan bagian dari upaya Kemenag dalam mewujudkan tagline “Beragama Berdampak”.

Ia menjelaskan, pengiriman ini telah memasuki tahun kedua. “Kami ingin memberikan ruang yang lebih luas kepada para juara MTQ agar output dari gelaran MTQ dan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) yang rutin dihelar pemerintah dapat berdampak langsung bagi masyarakat,” terangnya.

Zayadi berharap, program ini diharapkan semakin memperkuat layanan keagamaan Kemenag di dalam maupun luar negeri. Menurutnya, para dai dan qari-qariah yang dikirimkan tidak hanya memiliki tugas untuk berdakwah, tetapi juga menyampaikan pemahaman keagamaan yang moderat.

“Mereka adalah cerminan dari keberagamaan masyarakat Muslim Indonesia. Dengan program ini, kami berharap para dai dan qari-qariah dapat memberikan perspektif Islam yang moderat,” tandas Zayadi. (red)

Sekarang

Ini Penjelasan Menag tentang Dinamika Haji 1446 H

Sekarang

Pemprov DKI Pastikan Kesiapan Pendidikan Gratis

Sekarang