Kemenag Gelar Pesantren Award Perdana, Ini Daftar Pemenangnya
JAKARTA-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag menggelar Malam Anugerah Pesantren Award 2025. Ajang ini sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi pesantren, santri, dan para tokoh yang berkontribusi dalam penguatan pendidikan Islam di Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyampaikan bahwa Pesantren Award 2025 merupakan penyelenggaraan perdana yang telah dipersiapkan melalui proses panjang dan ketat sejak 7 Juli 2025.
“Pesantren Award bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi ruang apresiasi bagi dedikasi panjang pesantren dalam mencetak generasi berilmu, berakhlak, dan berdaya saing. Kita ingin dunia pesantren semakin mendapat tempat dalam pembangunan nasional,” ujar Dirjen Pendis di Aula H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag Thamrin.
Suyitno juga mengapresiasi kerja keras dewan juri yang terdiri dari tokoh lintas bidang. Di antaranya Alissa Wahid selaku Ketua Dewan Juri, bersama jajaran juri lainnya.
“Saya menyaksikan langsung bagaimana para juri berdiskusi dengan penuh integritas untuk memastikan penghargaan ini diberikan kepada mereka yang benar-benar berkontribusi bagi dunia pesantren,” tambahnya.
Acara yang turut dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, jajaran pejabat Kementerian Agama dan juga tokoh-tokoh pesantren nasional ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2025 pada 22 Oktober endatang.
Penghargaan diberikan dalam empat kategori utama. Yakni Santri Inspiratif, Pesantren Transformatif, Kepala Daerah Peduli Pesantren, dan Lifetime Achievement. Kegiatan ini menjadi rangkaian menuju Puncak Hari Santri di Masjid Istiqlal dan upacara nasional di Lapangan Banteng pada 22 Oktober 2025.
Berikut adalah para peraih penghargaan:
Kategori Santri Inspiratif
Penghargaan diberikan kepada santri-santri berprestasi yang menunjukkan semangat belajar, inovasi, dan pengabdian tinggi di lingkungan pesantren, yaitu:
Khoirul Adib, Pondok Pesantren Darul Ilmi, Meteseh – Semarang
Qatratun Nadia, Pondok Pesantren Fadlun Minallah, Bantul
Tsuroiyah Hamidah, Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan
Kategori Pesantren Transformatif
Penghargaan ini diberikan kepada pesantren yang berhasil melakukan inovasi dan transformasi dalam bidang pendidikan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat, yaitu:
Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut
Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo – Situbondo
Kategori Kepala Daerah Peduli Pesantren
Kategori ini diberikan kepada kepala daerah yang menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pengembangan pesantren melalui kebijakan dan program pembangunan.
Subkategori: Mendukung Program Pesantren
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir
Bupati Bantaeng, Fathul Fauzy Nurdin
Subkategori: Mendukung 3 Fungsi Pesantren (Pendidikan, Dakwah, dan Pemberdayaan Masyarakat)
Gubernur Jawa Timur, Khofifah
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf
Kategori Lifetime Achievement
Penghargaan tertinggi ini diberikan kepada tokoh-tokoh besar yang meninggalkan warisan luar biasa dalam dunia pesantren dan pendidikan Islam di Indonesia. Mereka dikenang atas dedikasi, keikhlasan, dan kontribusi sepanjang hayatnya:
KH. A. Sahal Mahfudz
KH. Achmad Shiddiq
KH. Imam Zarkasyi
KH. Ali Yafie
KH. AR. Fachruddin
KH. Ahmad Azhar Basyir
KH. Ambo Dalle
Nyai Hj. Sholihah Wahid
Ketua Dewan Juri, Alissa Wahid, menyampaikan bahwa seluruh tokoh tersebut telah meninggalkan jejak luar biasa dalam pendidikan pesantren dan pembangunan bangsa. “Dari ketulusan mereka, lahirlah keabadian. Mereka bukan hanya guru bagi santri, tetapi juga inspirasi bagi kemanusiaan,” ujarnya.
Acara ditutup dengan peresmian Gerakan Wakaf Santri Nusantara oleh Menag, Sekjen Kemenag, Dirjen Pendis, dan Direktur Pesantren Basnang Said. Momen ini menjadi penanda penting dalam sejarah pesantren Indonesia, sebuah langkah monumental yang menggabungkan spiritualitas pesantren, teknologi modern, dan semangat partisipasi nasional.
Gerakan ini diinisiasi untuk menggerakkan potensi ekonomi syariah produktif berbasis pesantren, dengan santri sebagai motor utamanya. Aksi simbolis yang dilakukan dalam peresmian tersebut menandai kebangkitan ekonomi syariah produktif yang digerakkan oleh santri di seluruh Indonesia. (red)















