Fatma Saifullah Yusuf Angkat Karya Disabilitas Lewat Kolaborasi UMKM

YOGYAKARTAPenasehat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial, Fatma Saifullah Yusuf, bersama rombongan DWP Kemensos, melakukan kunjungan ke Galeri Yose Art, sebuah sanggar lukis milik Ani Seto bagi anak-anak penyandang disabilitas di Yogyakarta, Minggu (5/10/2025) hari ini. Kunjungan tersebut bertujuan menggali potensi seni anak-anak istimewa. Sekaligus menjajaki kolaborasi dengan pengrajin UMKM agar karya mereka dapat menjangkau panggung yang lebih luas.

Fatma menyampaikan bahwa Kementerian Sosial melalui peran sentra-sentra akan membangun kerja sama dengan pengrajin profesional.

 Menurutnya, kolaborasi ini tidak hanya sebatas pendampingan, tetapi juga menghadirkan ruang nyata agar karya anak-anak disabilitas dapat tampil dan diapresiasi masyarakat luas.

“Anak-anak dengan disabilitas adalah bagian penting dari bangsa ini. Mereka memiliki potensi besar yang harus kita dukung bersama. Negara hadir bukan untuk mengasihani, melainkan untuk memastikan mereka mendapat kesempatan yang sama untuk berkarya, berdaya, dan dihargai atas kualitasnya,” ujar Fatma.

Dalam kunjungan berikutnya, rombongan bertemu dengan Pembina Perkumpulan Orang Tua Anak Disabilitas Indonesia (Portadin) Yogyakarta, Gusti Putri atau Kanjeng Bendara, istri Wakil Gubernur DIY.

“Pertemuan ini menjadi momen penting bagi Portadin serta seluruh pengurus yang hadir. Diharapkan mampu meneguhkan semangat kita semua untuk terus mendampingi dan memberi ruang terbaik bagi anak-anak istimewa,” tutur permaisuri Paku Alam X yang juga mengajak anak-anak penyandang down syndrome untuk menampilkan seni tari.

Fatma pun menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Gusti Putri yang juga memiliki kepedulian yang sama untuk terus memperhatikan dan menyayangi anak-anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas pada umumnya di Yogjakarta.

Setelah itu Fatma berserta rombongan mengunjungi siswa-siswi SLB Pembina Yogyakarta untuk menyaksikan langsung hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka diajarkan berbagai karya seni, seperti membatik dengan motif batik umpluk, menjahit, menyulam, membuat karya dari kayu, pelatihan tentang mesin otomotif atau motor dan sebagainya. 

Kunjungan di lanjutkan ke Jogja Disability Art (JDA), salah satu komunitas disabilitas dengan karya lukis di Yogyakarta, ini menjadi bukti nyata bahwa kemampuan mereka tidak dapat dipandang sebelah mata.

“Kami dari JDA pernah mendapat undangan dari Kedutaan Besar Inggris untuk melukis mural, tentu ini menunjukkan bahwa keterbatasan kami tidak menghalangi untuk tetap eksis dan berekspresi di panggung internasional,” jelas Butong sapaan ketua JDA Budi Tongkat dengan bangga.

Di kesempatan tersebut Fatma yang di dampingi oleh Intan Agus Jabo Priyono, juga di lukis sketsa oleh Rofita Rahayu pelukis tuli wicara yang memiliki karya lukis luar biasa. “Alhamdulillah Yogyakarta memiliki pelukis muda perempuan, tuli wicara dan memiliki talenta luar biasa. Hasil karyanya super keren bahkan secara otodidak, namun beberapa tahun terakhir ini sudah ada pembimbing lukisnya, sehingga coretannya semakin matang dan banyak diminati oleh masyarakat khususnya pecinta karya seni,” papar  Fatma menyampaikan kekagumannya.

Selanjutnya Fatma menuju Gee Batik dimana ada Santi penyandang disabilitas fisik yang sudah berusia 51 tahun namun badannya tetap kecil seperti anak usia 10 tahun. Meskipun demikian Santi sangat menikmati pekerjaannya yang sudah dilalui selama lebih dari 10 tahun. Kemampuannya menjahit juga tidak perlu diragukan lagi, menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menghalagi seseorang untuk terus berkarya dan bekerja.

Kunjungan terakhir di Yogjakarta, Fatma yang di dampingi Intan Agus Jabo Priyono dan rombongan menuju kediaman Harama Salim pelukis kaki karena kehilangan kedua tangannya akibat kecelakaan kereta api. Di kediamann Salim, Fatma dengan santai melihat secara langsung Salim melukis pohon dengan kakinya.

Suasana penuh kekeluargaan dan canda ria membuat rasa lelah pada kegiatan seharian lepas begitu saja. Bahkan isteri Salim yang juga penyandang disabilitas fisik turut serta menyambut dengan gembira tamu yang hadir.

Dengan semangat kolaborasi Kemensos bersama Portadin, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, yayasan atau organisasi yang menaungi para difabel serta dukungan masyarakat dan dunia usaha, karya penyandang disabilitas diharapkan dapat terus dirangkul, diperkuat, dan diangkat ke panggung yang lebih luas. (red)

Sekarang

Jakarta World Cinema 2025,  Jembatan Budaya Global

Sekarang

Kemenpar Dampingi Usaha Pariwisata Urus Izin OSS di Bali

Sekarang