Hapus Bansos Warga Terlibat Judol
MALANG– Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menegaskan pihaknya tengah memeriksa dugaan penerima bantuan sosial (bansos) yang terlibat judi online (judol). Sebab berdasarkan temuan PPATK, lebih dari 600.000 penerima bansos diduga bermain judol.
Gus Ipul menyebutkan, hingga kini lebih dari 300.000 penerima bansos sudah tidak lagi mendapatkan bantuan karena tidak memenuhi syarat.
“Kita validasi. Kalau memang benar, dia tidak dapat bansos lagi. Kalau benar-benar butuh, harus lewat proses pendataan ulang,” tegasnya saat mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Pertama 16 Kota Malang Senin, (7/9/2025) kemarin.
Menurut dia, pendataan ini penting agar bansos tepat sasaran. Kemensos melakukan konsolidasi data bersama BPS dan PPATK.
Dari 12 juta penerima bansos yang telah dicek lapangan, 2 juta di antaranya dinyatakan tidak memenuhi syarat. Data penerima bansos juga diperiksa melalui NIK untuk memastikan kelayakan.
Gus Ipul menjelaskan, bantuan yang dihentikan tidak akan dikurangi anggarannya, melainkan dialihkan kepada masyarakat yang lebih berhak. Terutama mereka yang masuk kategori desil 1 dan 2.
“Ada celah, mungkin mereka iseng atau tidak paham, atau memang penjudi. Kita teliti lagi,” ujarnya.
Selain itu, Mensos Gus Ipul juga mengungkapkan pemberian bansos bagi korban demo. Keluarga korban meninggal akan menerima santunan Rp 15 juta, sementara korban luka mendapat Rp 5 juta. Jika dibutuhkan, Kemensos juga menyiapkan program rehabilitasi dan pemberdayaan.
Gus Ipul mencontohkan, keluarga Affan—korban demo yang menjadi tulang punggung keluarga—akan mendapat pendampingan usaha mandiri. “Yang penting tiga hal, perlindungan jaminan sosial, rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan sosial,” tandasnya.
Ia menegaskan, bantuan bagi korban demo diberikan berdasarkan hasil asesmen, baik kepada masyarakat maupun petugas yang menjadi korban. Hingga kini tercatat tujuh korban meninggal dan 9 luka-luka, sementara pendataan terus berlangsung. (cia)
