Literasi Keuangan Warga Kota Malang Harus Ditingkatkan Lagi

MALANG- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mencatat angka atau tingkat literasi keuangan di wilayah Kota Malang masih berada di angka 60 persen. Meskipun tercatat angka Inklusi Keuangan sudah di 80 persen.

Artinya ada 30 persen penduduk Kota Malang yang tercatat memiliki pengetahuan atau kesadaran rendah terhadap aktivitas keuangan. Khususnya pada aktivitas keuangan yang tidak sehat atau illegal.

“Meskipun sebanyak 80 persen penduduk di Kota Malang sudah punya akses baik terhadap layanan keuangan tetapi literasi bahayanya masih kurang maksimal,” ungkap Kepala OJK Malang Farid Falethan.

Dikatakannya rendahnya literasi keuangan akan mudah memicu masyarakat mudah terjerat scam atau penipuan. Atau aktivitas keuangan illegal lainnya yang merugikan. Baik secara online maupun offline, ini yang mesti dihindari.

Menurut catatan OJK, tambah Farid, sepanjang 2024 lalu secara nasional OJK menutup 1.332 entitas keuangan illegal. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.123 adalah aktivitas pinjaman online (pinjol) dan sebanyak 209 di antaranya berbentuk investasi ilegal.

”Angka inklusi keuangan yang besar itu bagus, tapi harus diimbangi dengan literasinya. Salah satu tolok ukur negara maju bisa dilihat dari literasi keuangan. Jadi semakin maju negara, pemahaman masyarakat terhadap produk dan risiko keuangan makin tinggi dan menyeluruh,” tegas mantan Kepala OJK Bangka Belitung itu.

Untuk itu, OJK Malang akan lebih gencar menyebarluaskan literasi keuangan dalam program-programnya. Sasaran literasi keuangan itu ada empat komponen penting. Seperti kelompok ibu-ibu dan anak-anak muda. Kemudian kelompok petani, peternak dan masyarakat di kawasan pedesaan.

Literasi keuangan juga akan difokuskan pada pekerja migran, kelompok usia 15–17 tahun, hingga lansia umur 59 tahun ke atas. Mereka akan diberi pemahaman yang lebih luas tentang keuangan digital agar terhindar dari penipuan.

”Banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menawarkan investasi dengan profit yang menggiurkan pada korban yang literasi keuangannya lemah,” pungkas Farid. (cia)

Sekarang

Peduli Kemanusiaan, Ketum Bhayangkari Gelar Baksos di Sorong

Inspirasi