Bung Karno Faktor yang Akan Mempertemukan Megawati dan Prabowo

JAKARTA– Rencana pertemuan dan silaturahmi antara Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto sudah digagas sejak beberapa bulan lalu melalui kader-kader Gerindra dan PDI Perjuangan. Hal itu diungkapkan  Ketua DPP PDI Perjuangan Dr Ahmad Basarah dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sekarangaja.com, Rabu (15/1/2025) hari ini.

“Sinyal Bu Megawati bersedia merencanakan pertemuan dengan Pak Prabowo Subianto salah satunya disampaikan dalam pesan Bu Mega yang diamanatkan  kepada saya untuk disampaikan kepada Pak Prabowo melalui Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani tanggal 17 Oktober 2024 lalu di ruang kerja Ketua MPR di Gedung Nusantara III Komplek DPR/MPR/DPD RI,” jelas Basarah.  

Salah satu amanat Megawati yang sudah disampaikan Basarah kepada Muzani saat itu adalah pesan bahwa Megawati akan bersedia bertemu dengan Prabowo. Namun waktunya akan dilakukan setelah Presiden Prabowo menyusun dan melantik semua menteri kabinetnya.

“Hal itu memberikan pesan yang kuat bahwa jika Bu Mega dan Pak Prabowo suatu saat bertemu langsung, tidak ada kaitannya dengan urusan kursi kabinet,” jelas Basarah.

Selain itu lanjutnya, Megawati juga memberikan alasan mengapa ia bersedia untuk bertemu langsung dengan  Prabowo. “Bu Mega menjelaskan karena memang antara saya dan Pak Prabowo tidak pernah punya masalah dan tetap bersahabat baik dari sejak dulu hingga saat ini,” jelas Basarah.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan MPR RI ini mengatakan  sebenarnya, kesediaan Megawati  untuk bertemu Prabowo bukan baru kali ini saja dikemukakan. “Pesan bahwa Bu Mega  bersedia untuk bertemu dengan Pak Prabowo sudah beliau smpaikan jauh hari sebelumnya,” katanya.

Lebih lanjut Basarah mengatakan, kerekatan hubungan Megawati dan  Prabowo bertambah kuat boundingnya ketika ia  melaporkan hasil pertemuan Pimpinan MPR 2019-2024 dengan  Prabowo tanggal 30 September 2024 di ruang kerja Menhan RI.

“Pada saat itu 10 orang Pimpinan MPR dipimpin Pak Bambang Soesatyo menyampaikan surat Pimpinan MPR kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto tentang permohonan tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno setelah Pimpinan MPR membuat surat penegasan tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor XXXIII Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara  dari Presiden Soekarno dan penegasan bahwa tuduhan Presiden Soekarno telah mendukung pemberontakan G30S/PKI tidak pernah dibuktikan dan batal demi hukum,” jelansya.

Saat itu,   Prabowo merespon surat Pimpinan MPR tersebut. Prabowo bahkan  mengatakan, “tanpa surat pimpinan MPR ini, kalau menyangkut   hak-hak Bung Karno jika saya sudah menjabat sebagai Presiden nanti pasti akan saya kerjakan”.

“Bahkan Pak Prabowo mengatakan, tolong sampaikan kepada Ibu Megawati dan Mas Guntur Soekarno Putra kalau saya juga adalah seorang pengagum dan pencinta Bung Karno,” kata anggota DPR RI dari dapil Malang Raya ini.

Prabowo lanjut Basarah kemudian menunjuk tangannya ke arah meja kerja utamanya sebagai Menhan RI kala itu yang dibelakangnya terdapat lukisan besar Bung Karno sedang menunggang kuda.

“Seluruh hasil pertemuan dan pembicaraan saya bersama Pimpinan MPR lainnya dengan Pak Prabowo tersebut kemudian saya laporkan kepada Bu Mega,” katanya.  

Sejak saat itulah sebenarnya  Megawati sudah ingin bertemu langsung dengan Prabowo untuk mengucapkan terima kasih atas respon yang begitu baiknya  tentang pemulihan nama baik Bung Karno. Namun, ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo tersebut akhirnya baru disampaikan dalam pidato resmi HUT PDI Perjuangan ke 52 tanggal 11 Januari 2025 kemarin.

“Dengan demikian, menurut saya, faktor Bung Karno lah yang akan mempertemukan antara Bu Mega dan Pak Prabowo, selain faktor persahabatan mereka berdua yang sangat baik,” jelas Basarah.

Di luar faktor tersebut, alasan lain yang membuat Megawati bersedia bertemu Presiden Prabowo adalah karena Megawati sangat concern memikirkan perkembangan situasi global dan potensi krisis dunia akibat perang antarbangsa dan krisis lingkungan hidup serta krisis pangan dunia akibat pemanasan global.

Megawati kata Basarah, mengkhawatirkan berbagai krisis dunia itu akan berdampak langsung terhadap nasib rakyat dan bangsa Indonesia.

“Saya meyakini sepenuhnya, jika insya Allah terjadi pertemuan antara Presiden RI ke-5 dengan Presiden RI ke-8, yang ada di hati dan pikiran serta yang akan dibicarakan Bu Mega dengan Presiden Prabowo adalah tentang nasib dan masa depan Indonesia Raya,” jelas Basarah. (red)

Pemprov DKI Pastikan Kesiapan Hadapi Kemarau

Sekarang

Pemprov DKI Pastikan Kesiapan Hadapi Kemarau

Sekarang