Warga Minta Pendamping Anak Difabel di Kota Malang Ditambah
MALANG– Program Ngobrol Mbois Ilakes “Ngombe” bersama Pj Wali Kota Malang semakin menarik banyak aspirasi warga. Salah satunya mengenai program Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa atau yang kerap dikenal Jarik Ma’siti.
Dalam Ngombe putaran ketiga diadakan, Selasa (23/1) siang tadi, perwakilan warga yang tergabung dalam komunitas peduli anak difabel “Pejuang Mimpi” mengungkapkan bahwa program tersebut pelaksanannya di lapangan tidaklah maksimal.
“Kami berterima kasih sebelumnya dengan program seperti Jarik Ma’siti. Sudah banyak membantu anak-anak difabel. Akan tetapi masih ada kendala yang perlu diperhatikan. Tidak semua sekolah bisa melakukan ini dan tidak semua punya guru pendampingnya. Artinya SDM-nya kurang,” beber Sri Rahayu perwakilan komunitas tersebut.
Ia mengungkapkan tidak sedikit dari anak-anak dfiabel yang kemudian mendapat penolakan dari sekolah.
Juga mendapat penolakan dari wali murid lainnya karena dianggap mengganggu siswa lainnya. Hal ini diperparah dengan tidak adanya guru pendamping yang memiliki keahlian mendampingi anak-anak berkebetuhan khusus.
“Jadi kami mohon, anak-anak kami yang memiliki keterbatasan ini lebih diperhatikan lagi. Paling tidak di setiap sekolah ada dua guru pendamping untuk anak difabel. Dan agar Jarik Ma’siti ini lebih maksimal pelaksanannya di lapangan,” pungkasnya.
Mengenai hal ini Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan akan segera menindaklanjuti agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) mencarikan solusi tentang guru pendamping anak berkebutuhan khusus.
Dan memastikan layanan-layanan informasi mengenai program disabilitas tersampaikan baik kepada masyarakat. Itu melalui perangkat-perangkat wilayah di kecamatan.
“Kami perhatikan dan akan terus seriusi bisa meningkatkan layanan publik khususnya bagi anak-anak difabel. Ini pun menjadi masukan kami dan teman-teman di kecamatan juga turut pro aktif soal isu ini,” pungkasnya. (ran)