Tinjau Pembangunan SIKL, Mendikdasmen Pastikan Anak Indonesia di Malaysia Mendapat Layanan Pendidikan Bermutu

KUALA LUMPURMewujudkan sistem pendidikan yang adil dan berkualitas, Kemendikdasmen  melaksanakan Program Revitalisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan di seluruh penjuru negeri. Tak hanya bagi peserta didik di dalam negeri, program ini juga menyasar Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menegaskan pemerintah memastikan bahwa setiap anak bangsa, di mana pun berada, memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan yang bermutu.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjalankan amanah konstitusi. Yakni memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga negara tanpa terkecuali. Misalnya, bagi anak-anak para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ataupun WNI yang tinggal di Malaysia berhak memperoleh pendidikan bermutu. Oleh karena itu, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) menjadi salah satu wujud nyata dari upaya tersebut.

 “Sebagai salah satu sekolah Indonesia tertua di luar negeri dengan jumlah murid yang sangat besar, SIKL memainkan peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia,” tuturnya ketika meninjau proses pembangunan sekolah.

Selain itu, terdapat pula berbagai sanggar belajar yang diselenggarakan oleh masyarakat Indonesia setempat.

“Sanggar-sanggar ini terintegrasi sebagai unit layanan pendidikan yang tak terpisahkan dari SIKL. Keberadaan sanggar ini diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan pendidikan bermutu bagi seluruh pelajar Indonesia di Malaysia,” imbuh Mendikdasmen Abdul Mu’ti.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, menjelaskan bahwa perluasan gedung SIKL dirancang untuk meningkatkan kapasitas daya tampung mencapai 750 siswa. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar 50 persen  dibandingkan pada tahun sebelumnya.

“Bagi kami, perluasan ini bukan hanya semata-mata soal kapasitas, tetapi juga bagaimana memastikan kenyamanan dan keamanan lingkungan belajar bagi para siswa,” tutur Dato’ Indera Hermono.

Ia juga menjelaskan, renovasi dan perluasan SIKL yang tengah dilakukan ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas kementerian dalam membangun dunia pendidikan.

“Langkah ini adalah bentuk kerja sama dari banyak pihak seperti KemenPU yang membangun strukturnya. Kemudian dari Kemendikdasmen yang mengisinya nanti. Serta peran Kementerian Luar Negeri tentunya,” terang Dubes Indera.

“Ini adalah kerja tiga kementerian di mana kita menyediakan fasilitas belajar terutama anak-anak PMI yang kesulitan akses pembelajaran,” lanjutnya.

Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Friny Napasti, menyampaikan bahwa pada awal pendiriannya, SIKL diperuntukkan bagi anak-anak diplomat Indonesia yang bertugas di Malaysia. Seiring waktu, sekolah ini berkembang menjadi lembaga pendidikan bagi anak-anak ekspatriat yang orang tuanya bekerja sebagai profesional di Malaysia. Sejalan dengan meningkatnya jumlah PMI di negara tersebut, kebutuhan terhadap akses pendidikan turut mengalami peningkatan.

Oleh karena itu, SIKL kini secara khusus melayani pendidikan bagi anak-anak PMI sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh WNI di luar negeri.

“Saat ini, jumlah peserta didik tercatat sebanyak 632 siswa, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain layanan pendidikan formal, SIKL juga menyelenggarakan pendidikan nonformal melalui sanggar bimbingan belajar yang tersebar di tengah masyarakat. Program ini menjangkau lebih dari 2.400 peserta didik yang tidak dapat mengakses sekolah formal secara langsung,” jelas Friny Napasti.

 Dengan demikian, upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan bagi anak-anak Indonesia di luar negeri, khususnya di Malaysia, mencerminkan komitmen nyata dalam menjamin hak pendidikan yang setara bagi seluruh warga negara. Melalui pengembangan SIKL dan dukungan terhadap sanggar-sanggar belajar masyarakat, diharapkan setiap anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang aman, nyaman, dan bermutu.

Selain itu, langkah ini menjadi bagian penting dalam memperkuat identitas dan masa depan generasi penerus bangsa, di mana pun mereka berada. (red)

Sekarang

Peduli Kemanusiaan, Ketum Bhayangkari Gelar Baksos di Sorong

Inspirasi