Tantangan Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Dibeber di ICI 2025

JAKARTA-  Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengungkap sejumlah tantangan dalam membangun infrastruktur pariwisata Indonesia. Itu disampaikan saat menyampaikan pidato kunci dalam International Conference on Infrastructure 2025 (ICI 2025) di Jakarta International Convention Center (JICC).

Menpar Widiyanti menjelaskan bahwa pariwisata tidak hanya bergantung pada infrastruktur besar seperti jalan, listrik, dan bandara. Namun pariwisata juga bergantung pada fasilitas publik dan pusat informasi.

“Kami menyadari pembangunan infrastruktur memiliki tantangannya sendiri. Salah satunya melekat pada kondisi geografis Indonesia dengan begitu banyak daerah terpencil dan masih sulit diakses,” kata Menpar  Widiyanti.

Tantangan selanjutnya ialah pembangunan infrastruktur yang masih berlapis dan saling bergantung. Menteri mencontohkan pembangunan sanitasi yang masih mengandalkan akses air bersih. “Dan ini tetap menjadi tantangan di beberapa destinasi tertentu,” kata Menpar Widiyanti.  

Kesiapan masyarakat dalam menjaga aset pembangunan serta pemahaman untuk mewujudkan destinasi wisata yang berkelanjutan juga menjadi tantangan dalam pembangunan infrastruktur pariwisata.

Menteri Widiyanti menjelaskan, infrastruktur akan memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan ekonomi di suatu daerah apabila masyarakat lokal siap untuk memeliharanya.

Tantangan berikutnya adalah investasi. Banyak investor yang ragu berinvestasi dalam jangka panjang akibat kondisi iklim yang tidak menentu.

Saat ini pembangunan infrastruktur terus dilakukan hingga menyentuh wisata tematik yang potensial mencakup wisata kesehatan dan kebugaran. Pemerintah salah satunya sedang mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan dan Pariwisata Internasional Batam.

Zona Ekonomi Khusus ini dirancang untuk menyediakan layanan kesehatan terintegrasi di lingkungan pariwisata.  “Jika dikembangkan dengan baik, mereka dapat membantu mempertahankan pengeluaran domestik sekaligus menarik pengunjung internasional yang menghargai pengalaman kesehatan,” jelasnya.

Menpar Widiyanti  mengungkapkan, Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, dan tradisi penyembuhan yang potensial bisa bersaing dalam wisata kesehatan.

Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kesehatan pun telah menginisiasi kerja sama untuk memajukan wisata kesehatan. Dimulai dengan Pedoman Wisata Kesehatan Indonesia pada tahun 2022.

Menpar Widiyanti juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata kesehatan dan kebugaran.

“Kami membutuhkan kemitraan publik-swasta, skema pembiayaan yang inovatif, dan model yang dipimpin masyarakat yang menyatukan inovasi, akuntabilitas, dan tujuan bersama,” kata Menpar Widiyanti.

Pada kesempatan ini Menpar Widiyanti juga mengajak pemangku kepentingan untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.  “Bergabunglah dengan kami dalam membangun infrastruktur untuk pariwisata yang lebih maju dan kemakmuran bersama,” kata Menpar.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa terdapat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 84 miliar dolar AS (sekitar Rp 1.362 triliun) dari pariwisata kesehatan di Indonesia, sehingga menjadi peluang bagi investor yang mau berinvestasi.

“Apabila warga negara Indonesia sendiri lebih tertarik melakukan belanja kesehatannya di Tanah Air, warga negara asing akan ikut berdatangan. Mari kita maju bersama-sama dengan menyatukan layanan kesehatan dan pariwisata, kita bisa membangun negara ini lebih kuat, lebih sehat, dan lebih maju,” kata Budi. (red)

Sekarang

Kemenag dan BWI Rumuskan Kerangka Regulasi Nasional Wakaf

Sekarang