Suka Cita Toleransi, Umat Lintas Agama Jadi Among Tamu saat Misa Malam Natal di Gereja Katolik Cor Jesu Kota Malang
MALANG- Umat gereja menjadi among tamu saat ibadah di gerejanya tentu sudah jadi pemandangan biasa. Tapi apa jadinya among tamu di gereja berasal dari umat agama lain? Tentu berkesan dan menyentuh. Itulah yang terjadi di Gereja Katolik Cor Jesu di Jalan JA Suprapto Kota Malang saat perayaan malam Natal, Selasa (25/12/2024) malam.
Malam itu, di tengah sukacita Malam Natal, perwakilan umat agama dan keyakinan lain, di antaranya Panghayat Kepercayaan, perwakilan umat Islam, Khonghucu, Buddha & Hindu berjejer di dekat pintu Gereja Cor Jesu. Mereka berjejer dengan mengenakan pakaian maupun atribut agama maupun kepercayaan masing-masing. Dengan ramah, para among tamu itu tersenyum menyapa lalu mengucapkan selamat Natal.
Itulah salah satu bentuk toleransi di tengah suka cita Malam Natal di Kota Malang. Suasana toleransi sangat terasa. Bahkan mengundang decak kagum sekaligus haru. Seorang perwakilan umat Islam bahkan berkaca-kaca matanya menyaksikan toleransi itu.
Sekretaris Jenderal FKAUB Malang Pdt David Tobing mengatakan, kegiatan tersebut di Paroki MDKS Jalan Lely Kota Malang yang ditempatkan di Gereja Katolik Cor Jesu. Itu merupakan salah satu kegiatan untuk merawat toleransi antarumat beragama di Kota Malang.
“Untuk membuat suatu acara Natal yang berbeda maka FKAUB Malang mengusulkan agar tokoh agama dan kepercayaan lainnya diundang sebagai among tamu. Puji Tuhan yang hadir dari Islam, Buddha, Hindu, Khonghucu & Penghayat Kepercayaan. Memang dari agama dan kepercayaan di luar Kristen dan Katolik yang hadir, ” katanya.
Usai misa Malam Natal, dilanjutkan dengan salam-salaman dan selamat Natal. Kemudian foto bersama perwakilan lintas agama dan kepercayaan. Tampak hadir di antaranya Romo Paroki MKDS Lely, RD JC Eko Atmono dan sejumlah tokoh lainnya.
Pendeta David mengatakan ini membuktikan bahwa Kota Malang & Malang Raya umumnya sangat kondusif dan sangat toleran. Ia berharap, suasana ini terus dirawat. FKAUB Malang pun terus menjaga komitmen merawat toleransi. “Kerukunan dalam perbedaan sangat terasa. Ini akan kami wujudkan terus,” katanya. (red)