Sinergi Kemendikdasmen bersama Komisi X DPR RI Percepat Gerakan 7 Kebiasaan Anak Hebat Demi Generasi Emas 2045

BANDUNGMenjawab tantangan pembentukan karakter anak di era digital, Kemendikdasmen  melalui Pusat Penguatan Karakter bersama Komisi X DPR RI menggencarkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) di Jawa Barat.

Gerakan ini menanamkan pembiasaan positif sejak dini sebagai fondasi lahirnya generasi sehat, cerdas, dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.

Kegiatan sosialisasi yang dihadiri 126 peserta dari unsur Dinas Pendidikan, Kantor Kementerian Agama, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah ini menjadi langkah konkret sinergi pemerintah dan legislatif dalam memperkuat pembangunan karakter bangsa.

Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Komunikasi dan Media, Ma’ruf, menegaskan bahwa program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) bukan sekadar slogan, melainkan rutinitas nyata yang perlu ditanamkan di rumah, sekolah, dan masyarakat.

“Karakter lahir dari rutinitas sederhana yang konsisten. Jika 7 KAIH tersebut dilakukan bersama, anak-anak akan tumbuh sehat, cerdas, disiplin, dan tangguh,” ungkapnya.

Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemendikdasmen, Rusprita Putri Utami, menambahkan bahwa gerakan ini sejalan dengan Asta Cita Keempat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia, pendidikan, dan karakter bangsa.

“Kami mengajak Catur Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat, dan media) bersama membiasakan 7 KAIH agar tercipta generasi tangguh menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Habib Syarief Muhammad menekankan pentingnya membangun kebiasaan baik sebagai fondasi masa depan bangsa.

“Ketika kita berbicara tentang pembentukan karakter anak-anak kita, kita sebenarnya sedang membicarakan fondasi masa depan bangsa, fondasi yang akan menentukan bagaimana mereka berdiri, berlari, bahkan terbang menembus cakrawala kehidupan,” terang Habib.

“7 KAIH hadir bukan sekadar sebagai rangkaian aktivitas atau rutinitas sehari-hari, melainkan sebagai sebuah orkestra kehidupan yang tersusun rapi, harmonis, dan penuh makna,” tambahnya.

Dari sisi daerah, Firman Oktora, Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menyampaikan bahwa gerakan ini selaras dengan upaya Jawa Barat mewujudkan sumber daya manusia unggul yang cageur, bageur, bener, pinter, dan singer.

 “Dengan SDM unggul, anak-anak Jawa Barat akan siap berselancar menghadapi setiap perubahan,” ucap Firman.

Praktik baik di tingkat satuan pendidikan disampaikan oleh Heru Ekowati, Kepala SMAN 5 Bandung. Ia memaparkan bahwa penerapan 7 KAIH dilakukan melalui aktivitas harian terintegrasi di kelas, lingkungan sekolah, dan kegiatan luar ruang.

“Pembiasaan tersebut meliputi bangun pagi dan sapa pagi, pembinaan budi pekerti serta pendampingan kegiatan keagamaan sesuai keyakinan, berolahraga melalui Senam Anak Indonesia Hebat dan pekan olahraga, makan sehat dan bergizi melalui program makan bergizi gratis dan sarapan sehat,” katanya.

“Selain itu gemar belajar melalui kegiatan literasi, bulan bahasa, pemantapan Tes Kompetensi Akademik (TKA), serta pengembangan soft skill, bermasyarakat melalui kegiatan pungut sampah, bakti desa, santunan, kerja bakti, dan menyanyikan lagu kebangsaan, hingga edukasi tidur cepat untuk membentuk pola hidup sehat,” sambung  Heru.

Selain itu, dampak positif dari gerakan ini juga dirasakan oleh peserta didik di berbagai jenjang.

Farida Utami, Kepala TK Assalam, menuturkan bahwa keberhasilan penerapan 7 KAIH di sekolah tidak lepas dari kolaborasi guru dan orang tua.

“Anak-anak penuh semangat menceritakan Tujuh Kebiasaan Baik yang dilakukan, orang tua pun juga aktif melaporkan perkembangan kebiasaan baik anak,” tutup Farida.

Pelaksanaan kegiatan ini juga menegaskan komitmen implementasi Surat Edaran Bersama Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui Pembiasaan di Satuan Pendidikan yang diterbitkan Kemendikdasmen bersama Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama.

Melalui sosialisasi ini, Kemendikdasmen berharap seluruh ekosistem pendidikan dapat semakin solid menanamkan 7 KAIH. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar gerakan ini tidak berhenti sebagai kampanye, melainkan tumbuh menjadi budaya nasional yang menguatkan karakter anak Indonesia di setiap rumah dan sekolah. (red)

Promo HUT PT KAI, Tiket Kereta Diskon 20 Persen

Sekarang

Festival Mancing di Pulau Sabira Diikuti Antusias Peserta

Sekarang

Promo HUT PT KAI, Tiket Kereta Diskon 20 Persen

Sekarang