SIBI  Jembatan Orang Tua dan Anak Tumbuhkan Budaya Literasi Mulai dari Lingkup Keluarga

JAKARTAMemperkuat budaya literasi keluarga yang turut dibangun atas sinergi antara rumah dan sekolah, Dharma Wanita Persatuan (DWP)  Kemendikdasmen berkolaborasi dengan Pusat Perbukuan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menyelenggarakan Gelar Wicara Literasi dari Rumah ke Sekolah, di Jakarta, Selasa (7/10/2025) kemarin. Tema  yang diusung, “Sinergi Orang Tua dan Buku Melalui Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI)”.

Penasihat DWP Kemendikdasmen, Nurul Mazidah Fajar, menekankan pentingnya menumbuhkan budaya baca sejak usia dini. Ia mengungkapkan bahwa kebiasaan membaca sebaiknya diperkenalkan sebelum anak memasuki usia sekolah, dimulai dari lingkungan keluarga.

“Kami berupaya membangun budaya baca pada anak sejak dini. Artinya, buku sudah dikenalkan sejak sebelum mereka masuk sekolah. Di rumah, kami menyediakan pojok baca, bahkan buku-buku kami letakkan di berbagai tempat seperti di samping sofa dan di tempat tidur, agar anak-anak terbiasa melihat dan tertarik membuka buku,” jelas Nurul dalam kegiatan yang menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan praktisi keluarga dan pendidikan, serta diikuti oleh seluruh anggota DWP Kemendikdasmen.

 Lebih lanjut, Nurul menjelaskan bahwa Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) menjadi sarana penting bagi orang tua untuk menyediakan bahan bacaan berkualitas bagi anak-anak. Melalui SIBI, orang tua dapat dengan mudah mengakses buku sesuai usia dan kebutuhan anak.

“Di SIBI tersedia banyak sekali buku berkualitas yang sesuai dengan umur anak. Orang tua dan anak bisa mengaksesnya kapan pun dan di mana pun. Orang tua juga dapat menyeleksi bacaan yang tepat sesuai usia. Ini sangat membantu menumbuhkan kebiasaan membaca dari rumah,” ujarnya.

Ia juga mendorong para ibu untuk menjadi teladan dalam menumbuhkan minat baca di rumah. Menurutnya, budaya literasi tidak dapat tumbuh hanya dengan arahan, tetapi harus disertai dengan contoh nyata dari orang tua. Peran ibu, kata Nurul, sangat strategis dalam membimbing anak dan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya serta media yang ada secara positif, menjadikan rumah sebagai pusat utama dan pertama pendidikan karakter. “Mari kita tingkatkan pendidikan dari rumah, dimulai dari hal kecil seperti membaca buku. Mari bersama-sama, sekolah dan orang tua, berkolaborasi menyukseskan program ini. Karena melalui buku, jendela dunia akan terbuka,” katanya.

Sementara itu, Ketua DWP Kemendikdasmen, Marlinah Hafidz Muksin, menyampaikan bahwa Dharma Wanita Persatuan berkomitmen memperkuat budaya literasi keluarga sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Ia menegaskan pentingnya memulai perubahan dari lingkup terkecil. Yaitu keluarga sendiri. “DWP berkomitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam setiap kegiatan yang dapat meningkatkan sumber daya manusia dengan menumbuhkan kecintaan membaca di kalangan masyarakat, perempuan, dan anak-anak. Tentunya dimulai dari keluarga kita sendiri,” ungkap Marlinah.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BSKAP, Toni Toharudin, menegaskan bahwa literasi merupakan fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa kemampuan literasi tidak hanya sebatas membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah.

 “Literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga memahami, menganalisis, serta menggunakan informasi secara kritis. Dengan literasi, anak-anak dapat menjalani pembelajaran yang melatih mereka berpikir kritis dan memecahkan masalah nyata,” jelas Toni.

 Toni juga menggambarkan pentingnya literasi dalam membuka akses pengetahuan dan masa depan anak-anak melalui sebuah analogi. “Literasi itu ibarat kunci pintu rumah. Tanpa kunci, anak-anak akan sulit masuk ke ruang pengetahuan yang lebih luas. Tetapi dengan literasi, pintu itu terbuka lebar dan membawa mereka menuju masa depan yang lebih cerah,” ujarnya.

Ia menambahkan, literasi yang kuat hanya dapat terwujud melalui sinergi antara tiga pilar utama. Yaitu pemerintah, sekolah, dan keluarga. Pemerintah melalui Pusat Perbukuan telah menghadirkan Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) sebagai fasilitas untuk menyediakan bahan bacaan bermutu yang mudah diakses oleh publik.

“Kolaborasi antara Dharma Wanita Persatuan, BSKAP, dan seluruh pemangku kepentingan akan terus memperkuat budaya literasi dari rumah hingga ke sekolah, dari keluarga hingga ke bangsa,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, DWP Kemendikdasmen bersama Pusat Perbukuan BSKAP berharap budaya literasi dapat tumbuh menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari keluarga Indonesia. Sehingga rumah benar-benar menjadi tempat pertama dan utama dalam menanamkan karakter, menumbuhkan minat baca, serta membentuk generasi yang cerdas dan berdaya saing.

 Sebagai informasi, masyarakat juga dapat mengakses berbagai buku digital berkualitas secara gratis melalui Sistem Informasi Perbukuan Indonesia (SIBI) di laman buku.kemendikdasmen.go.id. (red)

Sekarang