Selamatkan Sumber Mata Air di Gunung Kawi, Pijiombo Gelar Wayang Topeng di Sumber Kali Topeng
MALANG– Ragam macam pagelaran Topeng Malang di tiap daerah berbeda beda fungsi dan kegunaannya. Di Dusun Pijiombo Desa Wonosari tepatnya di Gunung Kawi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang topeng Malang lebih berfungsi untuk pagelaran seni pada acara Bersih Desa yang selalu di gelar di bulan Sela hari Senin legi (penanggalan Jawa di bulan Sela atau Dzulqaidah utuk tahun Hijriyah).
Topeng Pijiombo memang sedikit berbeda dengan Topeng Malang lainnya. Topeng Pijiombo selama ini lebih banyak difungsikan untuk kegiatan ritual bersih desa. Salah satunya Bersih Desa di Punden Sumber Kali Topeng Pijiombo. Setidaknya setahun sekali pada Bulan Sela hari Senin Legi Topeng Pijiombo di gelar pada Senin (19/5/2025) lalu.
Rangkaian Bersih Desa Pijiombo diawali dengan suguh topeng di Punden Sumber Kali Topeng dari pukul 09.00-11.00 WIB. Mbah Harsono sesepuh Topeng Pijiombo mengawali dengan suguh sesajen di punden lengkap dengan ubo rampe serta topeng-topeng yang akan dibuat pentas didoakan dengan mantra-mantra Jawa. Setelah itu acara berlanjut dengan ujub umbul dongo (berdoa bersama) serta kembul bujono ondrowino (makan bersama) dengan pemain topeng pengrawit dan tamu undangan.
Terlihat bebrapa tamu undangan antara lain rombongan Ki Demang dari Kampung Budaya Polowijen yang mengajak fotografer David Haefflinger dari Prancis, Devan Akbar dari Topeng Lokamatra Jabung. Dr. Tri Wahyuningtyas Dosen Pendidikan Seni Tari dan Musik dan Universitas Negeri Malang, Ki Suroso Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang, Hadi dan rombongan dari Sanggar Tari Topeng Bayu Candra Kirana Sengreng.
Sebelum gelaran wayang topeng di mulai acara tabur bunga di sekeliling punden di lakukan oleh Camat dan Kades Wonosari dan Kasun Pijiombo. Topeng pertama yang keluar adalah topeng Patih baru secara bergantian rombongan pasukan Grebeng Jowo mengikuti panji dilanjutkan dengan pasukan Grebeg Sabrang mengikuti Kelono Swandono.
Dr Tri Wahyuntyas mengatakan pementasan di Punden Sumber Kali Topeng memang tidak ada adegan perang. “Ini yang ada masing-masing pasukan baik Sabrang maupun Jowo mengarah pada satu tujuan ke sumber mata air yang ada di sini. Ini menandakan ajakan untuk menjaga merawat dan melestarikan,” ungkap Tri yang selalu menjadi Tokoh Dewi Sekartaji apabila pentas gebyak wayang topeng di Padepokan Seni Mangundharma Tumpang.
Ki Demang, penggagas Kampung Budaya Polowijen juga mengapresiasi bahwa bersih desa di Pijiombo terkesan istimewa. Acara ini kata dia bermakna sebagai bentuk peringatan sekaligus ajakan untuk menjaga kelestarian alam apalagi sumber mata air di Gunung Kawi ini salah satunya dari Sumber Kali Topeng. Di mana ada dua Sumber Kali Lanang dan Sumber Kali Wedok (perempuan) yang di kelilingi oleh vegetasi hutan bambu yang sangat rimbun.
“Disebut punden Kali Topeng karena dahulu yang menbuat topeng di Pijiombo dilakukan di pingir sumber kali ini,” tegas dia.
Acara berlanjut ke Sanggar Tari Topeng Pijiombo tepatnya di depan lapangan Dusun Pijiombo Desa Wonosari. Meskipun seharian di guyur hujan, pagelaran Wayang Topeng dengan lakon Mandhape Wahyu Bokor Kencono yang di dalangi oleh Ki Bagas Hadi Guno Carito tetap saja berlangsung. Masyarakat juga berduyun-dunyun menyaksikan dari pukul 14.00 WIB hingga jelang pukul 18.00 WIB.
Tak kalah menarik acara juga berlanjut malam harinya karena malamnya ada pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang yang sama Bagas Hadi Guno Carito dengan lakon Mandhape Sri Sedono Sepisan. Acara sangat ramai dan meriah karena tersedia banyak stan kuliner jualan mainan anak-anak dan permainan anak-anak layaknya seperti pasar.
David Haefflinger fotografer dari Prancis yang datang langsung di acara Bersih Desa Pijiombo merasa senang menemukan budayanya. “Sambutannya hangat. tarian estetik yang menarik dan senang mendengar gamelan juga Pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah saya lupakan dan saya befoto dengan penari topeng,” ungkap David. (cia)