Sangat Menggugah, Tablo saat Jumat Agung di Paroki Santo Andreas Tidar Malang Meneguhkan Iman
MALANG– Ada yang berbeda dalam perayaan Tri Hari Suci di Paroki Santo Andreas Tidar, Malang tahun ini. Pada peringatan Jumat Agung, (18/4/2025) pagi, Gereja Paroki Santo Andreas Tidar Malang mengadakan kegiatan Tablo Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan ini melibatkan Orang Muda Katolik (OMK) dan biarawan-biarawati sebagai pemeran Tablo.
Para biarawan-biarawati yang terlibat adalah para Frater BHK, Frater Pasionis, Frater OSM, Frater Karmelit, Suster ALMA dan Suster PRR. Ada 20 pemain dari OMK dan 18 pemain dari biarawan-biarawati. Pemeran Yesus dibawakan oleh Fr. Ambrian Arsiwin, CP, naskah dibuat oleh Fr. Oswaldus Dagur, CP dan Sr. Sebastiana Unitly, ALMA.
Kegiatan yang berdurasi 60 menit ini diawali dengan adegan-adegan dramatis. Mulai dari Yesus berdoa di taman Getsemani sampai pengkhianatan Yudas dan penangkapan Yesus oleh para serdadu. Adegan-adegan ini diawali di Aula Komplek Biara Frateran BHK Santo Gregorius dan berakhir di komplek Gua Maria Regina Pacis Gereja Santo Andreas Tidar.
Perjalanan Tablo Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus dari Aula Komplek Biara Frateran BHK Santo Gregorius sampai dengan Gua Maria Regina Pacis kurang lebih berjarak 350 meter. Diikuti secara khidmat oleh kurang lebih 1.000 umat dari Paroki Santo Andreas Tidar.
Pastor Kepala Paroki Santo Andreas Tidar, Romo Robert Pius Manik, O.Carm mengatakan, kegiatan Tablo Kisah Sengsara Yesus Kristus adalah ibadat dan refleksi tentang kisah sengsara dan wafatnya Tuhan Yesus Kristus. Diadakan pagi hari karena kelanjutan dari semalam perayaan Misa Kamis Putih. Tablo ini didakan sebagai visualisasi teks Injil tentang kisah sengsara Yesus Kristus, lalu pukul 15.00 WIB Ibadat Jumat Agung. Tablo ini menjadi rangkaian tak terputus dalam perayaan Trihari Suci.
“Perjamuan terakhir yang direnungkan dalam perayaan Kamis Putih menjadi awal dari kisah sengsara yang divisualisasikan dalam Tablo pagi ini. Sore nanti jam 3 Injil tentang kisah sengsara akan dibacakan atau dinyanyikan dan umat diajak untuk merenungkan secara lebih mendalam mengenai wafat Yesus disalib dalam ibadat Jumat Agung dan masih akan berlanjut sampai malam paskah. Ini adalah rangkaian tak terputus dalam Trihari Suci. Saya sangat berharap ke depannya kegiatan tablo atau visualisasi kisah sengsara ini bisa mengajak umat berdoa, berefleksi dan masuk dalam pengalaman iman,” Kata Romo Manik.
Koordinator umum kegiatan Tablo Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus, Fr. Theodulus, BHK sangat bersyukur kegiatan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Semua pemain yang berasal dari OMK dan biarawan-biarawati telah menjalankan tugasnya dengan baik.
Ia berharap kegiatan Tablo ini bisa membantu umat untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus secara lebih mendalam. Ada pengalaman iman yang didapatkan dari kegiatan ini.
“Kesulitan yang kami hadapi saat menyiapkan kegiatan ini adalah mengenai jadwal latihan. Kami berasal dari komunitas yang bermacam-macam. Ada dari OMK, Pasionis, Karmelit, OSM, ALMA dan PRR. Semua punya kesibukan dan jadwal masing-masing. Kami kesulitan membuat jadwal latihan secara bersama-sama. Tapi Puji Tuhan semua bisa berjalan dengan baik. Semoga kegiatan ini sungguh-sungguh mampu membantu umat merenungkan kisah sengsara Tuhan secara lebih mendalam. Dan umat memiliki pengalaman iman dari Tablo ini,” Kata Fr. Theodulus
Salah seorang umat, Esteria mengatakan bahwa kegiatan Tablo kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus yang setiap tahun diadakan selalu membawa pengalaman iman tersendiri. Setiap mengikuti Tablo, ia selalu merasa dikuatkan oleh Tuhan Yesus. Setiap kali masalah datang bertubi-tubi, dirinya selalu ingat bahwa yang dihadapi tak seberat dan separah yang dihadapi oleh Tuhan Yesus. Salib dan luka yang diterima Yesus lebih parah dari semua salib dan luka yang diterimanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Felik, salah satu pengurus Lingkungan Santa Bernadeth yang ikut hadir dalam kegiatan Tablo. Bagi Felik, Tablo atau visualisasi kisah sengsara Tuhan Yesus selalu menguatkan dirinya untuk selalu mengimani Tuhan Yesus.
“Saya bangga menjadi orang Kristen pengikut Kristus. Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Dia mau menerima semua rasa sakit dan perih dalam sengsara dan wafatNya bukan untuk dirinya tetapi untuk kita para pengikutnya yang berdosa. Dia melakukan itu untuk menebus dosa-dosa kita. Salib dan sakit yang kita terima dalam hidup kita tak sebanding dengan yang derita dan salib yang Yesus pikul” kata Felik. (sadw)