Pertahankan Disertasi, Felik Dosen Ma Chung Sumbang Teori Kepemimpinan Perspektif Lokal

MALANG- Program Studi Pasca Sarjana Universitas Merdeka (Unmer) Malang mengadakan sidang terbuka untuk Promosi Doktor Ilmu Sosial bagi  Promovendus Felik Sad Windu Wisnu Broto, SS.,M.Hum, Selasa (17/12/2024).

Judul disertasi yang dipertahankan dalam sidang terbuka yakni, ‘Kepemimpinan Kepala Desa dalam Perspektif Filosofi Semar, studi kasus di Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang.’ Promovendus Felik Sad Windu Wisnu Broto mempertahankan disertasinya dihadapan enam profesor dan empat doktor yang ahli di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Dr. Sukardi, M.Si sebagai pemimpin sidang, Prof. Dr. Mudjia Rahardjo., M.Si., sebagai promotor, Dr. H. Catur Wahyudi, MA. sebagai ko-promotor, dan sebagai dosen penguji adalah Prof. Dr. Bonaventura Ngw, MS., Prof. Dr. Kasuwi Saiban, M.Ag., Prof. Dr. Agus Sholahuddin, MS., Prof. Dr. Rudy Handoko, MS., Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, MS., M.Sc., Dr. Praptining Sukowati, SH., M.Si, dan Dr. Kridawati Sadhana, MS.

Promovendus Felik menyampaikan bahwa menurut sejarah, seluruh desa di Indonesia merupakan basis penghidupan masyarakat yang otonom dalam mengelola tata kuasa dan tata kelola atas sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan keseluruhan hal yang berada dalam wilayahnya. Desa menjadi salah satu elemen dasar yang menentukan kemajuan sebuah negara.

Akan tetapi realitasnya saat ini masih banyak desa-desa di Indonesia yang belum mandiri. Data dari publikasi Indeks Desa Membangun (IDM) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan desa di Indonesia ada 74.957 desa. Yang tercatat sebagai desa mandiri sebanyak 3.278 (4,44 persen), desa maju 15.324 (20,75 persen), desa berkembang 8.086 (51,57 persen), desa tertinggal 12.177 (16,48 persen) dan sangat tertinggal 4.985 (6,75 persen). Jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal masih banyak dibanding desa yang mandiri.

Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang adalah salah satu desa yang mampu berkembang secara signifikan dari desa sangat tertinggal menjadi desa mandiri dalam satu dekade terakhir. Realitas inilah yang membuat promovendus Felik berpikir untuk melakukan penelitian.

“Apakah kemajuan desa yang signifikan ini dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala desa Kucur? Apakah filosofi Semar ada di balik perilaku kepemimpinan kepala desa Kucur? Asumsi-asumsi inilah yang membuat saya memutuskan untuk melakukan penelitian selama dua tahun ini untuk menggali informasi-informasi mendalam mengenai kepemimpinan kepala desa Kucur. Penelitian ini menggunakan paradigma postpositivisme, pendekatan kuasi kualitatif dan metode studi kasus” kata promovendus Felik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan Kepala Desa Kucur adalah sebuah relasi harmonis antar pemimpin dengan Tuhan, sesama dan alam. Dalam perspektif filosofi Semar, relasi harmonis ini menunjuk pada konsep Memayu Hayuning Bawana. Sebuah konsep hubungan harmonis seorang pemimpin dengan Tuhan, sesama dan alam dengan tujuan untuk kedamaian, keadilan dan kesejahteraan dunia. Konsep ini sangat relevan sekali dengan desa Kucur. Relasi harmonis kepala desa dengan Tuhan, sesama dan alam telah membawa desa Kucur kepada sebuah kesejahteraan. Desa yang sebelumnya minus saat ini telah menjadi sebuah desa yang mandiri.

Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si dalam sidang bertanya kepada promovendus Felik, ilmu pengetahuan apakah yang dihasilkan dari penelitian ini. Promovendus Felik menjawab bahwa ilmu pengetahuan local leadership yang menjadi temuan dan novelty dari peneliatian yang telah dilakukan.

“Novelty dari penelitian ini adalah perihal teori kepemimpinan perspektif lokal. Jika selama ini referensi teori-teori kepemimpinan berasal dari pemikiran teori-teori Barat, misalnya teori gaya kepemimpinan milik Ronald Lippitt dan Ralph K. White (1963) atau teori Group-Centered Leadership milik Thomas Gordon (1955). Atau teori konsep dasar kepemimpinan milik Edwin P. Hollander (1958),” kata promovendus Felik.

“Maka hasil penelitian ini akan memberikan perspektif yang berbeda dengan perspektif lokal. Dari hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang mengedepankan relasi harmonis antara pemimpin dengan Tuhan, sesama dan alam akan memiliki dampak pada kemajuan sebuah organisasi,”  sambung Dosen Universitas Ma Chung ini.

Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, MS., M.Sc bertanya perihal hasil temuan penelitian. Apakah kepemimpinan menjadi satu-satunya faktor yang menentukan kemajuan desa? Apakah tidak ada faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi kemajuan desa yang sangat signifikan dari desa tertinggal menjadi desa mandiri. Mengingat pada tahun 2007 saat awal Bapak Karim menjabat, desa Kucur masih tercatat sebagai desa sangat tertinggal. Promovendus Felik menjawab bahwa kepemimpinan mungkin bukan satu-satunya faktor penentu. Tahun 2015 pemerintah pusat memiliki kebijakan mengenai dana desa. Bisa jadi kebijakan ini ikut mempengaruhi. Hal ini perlu ada penelitian lebih mendalam. Akan tetapi dari perspektif kepemimpinan, hal ini ikut menentukan.

Prof. Dr. Wahyudi Winarjo, salah satu sosiolog Universitas Muhammadiyah Malang  (UMM) yang hadir sebagai peserta sidang terbuka mewakili Perhimpunan INTI Malang mengatakan bahwa proses penyelenggaraan Ujian Terbuka berlangsung sakral dan khidmat.

Temuan atau novelty penelitian Disertasi mengingatkan tentang warisan intangable local culture yang berupa local leadership sebagaimana disimbolisasikan melalui Model Kepemimpinan Ki Semar. Temuan penelitian, menarik jika kemudian juga didiseminasikan serta diuji coba di desa lain. “Saya percaya Model Kepemimpinan Lokal tersebut memiliki koherensi dengan sejarah masyarakat Nusantara,” katanya. (sadw)

Sekarang