Pendaftaran Bantuan Riset Indonesia Bangkit Mulai 13 Oktober 2025
YOGYAKARTA– Pendaftaran bantuan riset kolaboratif Lembaga Pengelola Dana Pendidikan-Kementerian Agama (LPDP-Kemenag) yang diberi nama MoRA The Air Fund, dibuka mulai 13 Oktober 2025.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Ruchman Basori saat Sosialisasi Program Penelitian Kolaboratif MoRA The Air Fund 2025 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pekan lalu.
Hadir, Ketua Tim Kerja Kerja sama Kelembagaan dan Riset Hendro Dwi Antoro, Pimpinan UIN Yogyakarta, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Muchammad Shodiq, para Dekan, Wakil Dekan, Ketua Lembaga, Ketua Program Studi dan para dosen.
Ada empat fokus riset MoRA The Air Fund. Yaitu bidang sosial humaniora, ekonomi dan lingkungan, bidang kebijakan agama dan keagamaan. Setiap bidang disiapkan nilai anggaran maksimal Rp 500 juta. Selain itu, ada bidang sains dan teknologi dengan anggaran maksimal Rp 2 miliar.
Sejak 2024, LPDP memberikan amanah Rp 50 miliar per tahun kepada Kemenag sebagai anggaran bantuan riset. Anggaran ini untuk dimanfaatkan para dosen yang diberi nama Riset Indonesia Bangkit MoRA The Air Fund. Anggaran yang sama juga telah dialokasikan untuk 2026.
Ruchman berharap dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk memanfaatkan anggaran MoRA The Air Fund. Agar riset yang dilakukan semakin bermanfaat, produktif dan berdampak kepada masyarakat.
“Riset berdampak sangat penting agar kehadiran periset PTKIN dirasakan kehadirannya oleh masyarakat dan juga menjadi penyelesai akan masalah-masalah kebangsaan dan kemasyarakatan,” harap aktivis 1998 ini.
Di hadapan para Dosen UIN Sunan Kalijaga, Ruchman memaparkan persyaratan periset utama bagi program MoRA The Air Fund. Yaitu WNI, berasal dari PTK atau Fakultas Agama Islam pada PTU dibawah binaan Kementerian Agama, memiliki rekam jejak akademik baik dan memiliki kualifikasi akademik Doktor (S3) dengan jenjang kepangkatan paling rendah Lektor.
Selain itu memiliki Sinta Score Overall minimal 100, diutamakan berkolaborasi dengan periset dari perguruan tinggi dalam dan/atau luar negeri, yang masuk peringkat 500 dunia berdasarkan QS World University Rankings dan periset Utama PTK atau FAI pada PTU maupun anggota hanya boleh mengusulkan satu proposal riset.
Sementara untuk periset utama dari dosen Ma’had Aly mempersyaratkan WNI, memiliki rekam jejak akademik baik, memiliki kualifikasi akademik minimal Magister (S2) dan melampirkan Surat Keputusan Pengangkatan Dosen yang dikeluarkan oleh Mudir Ma’had Aly. Selain itu mendapatkan rekomendasi dari Mudir Ma’had Aly dan memiliki karya akademik sesuai takhassus keilmuan Ma’had Aly dan berbahasa Arab.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Muchammad Shodiq, berharap kegiatan sosialisasi di UIN Sunan Kalijaga mampu mendorong partisipasi seluruh sivitas akademika dalam program riset nasional ini. “Sudah saatnya dosen IAIN Bone unjuk gigi dalam hal riset, bersaing dengan dosen lainnya secara nasional di Indonesia,” katanya. (red)