Pemilih Pilkada Kota Malang Didominasi Milenial dan Gen Z, Begini Kriteria Pilihan Mereka

MALANG- Milenial dan Gen Z merupakan dua kelompok terbesar  pemilih Pilkada Kota Malang. Mereka pemilih yang rasional dan logis. Karena itu mereka akan jatuhkan pilihan pada  pasangan calon (paslon) Pilkada Kota Malang yang   menawarkan gagasan yang rasional dan logis.

Untuk diketahui, dari 660.744 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Kota Malang, 214.477 di antaranya merupakan pemilih milenial.  Usianya berkisar 28 tahun sampai 43 tahun. Ini kelompok pemilih terbesar di Kota Malang.

Sedangkan kelompok Gen X berkisar usia 44 tahun sampai 59 tahun sebanyak  187.696 pemilih. Gen X merupakan kelompok pemilih terbesar kedua di Kota Malang  berdasarkan kelompok.

Sedangkan  Gen Z  yakni berusia  17-27 Tahun berada di kelompok pemilih terbesar ketiga. Jumlahnya mencapai  145.091 pemilih.

Sisanya kelompok usia baby Boomer (60-78 Tahun) dengan jumlah 102.339 pemilih. Terakhir  Pre Boomer (79 tahun lebih) sebanyak  11. 141 pemilih.

Dua kalangan pemilih yang  mendominasi Pilkada Kota Malang, milenial dan Gen Z dianggap kelompok pemilih yang tidak fanatik. Mereka akan cenderung memilih dengan logika.

Hal itu  disampaikan Analis Politik Kota

Malang Prof Dr Wahyudi MSi. Guru Besar FISIP UMM ini mengatakan pemilih Milenial (usia 28-43 tahun) dan kalangan Gen-Z (Usia 17-27 tahun) memiliki cara pandang soal pemimpin daerah yang sama.

“Mereka cenderung akan lebih logis. Artinya tidak memilih karena loyalisme atau kedekatan emosinal. Mereka lebih memandang apakah pemimpin ini punya program solutif, visioner dan modern,” jelas Wahyudi.

Kalangan Milenial dan Gen-Z akan menjadi kelompok pemilih yang diincar kontestan Pilkada Kota Malang. Karena itu membutuhkan intelektualitas dan  “perang” ide dari masing-masing paslon Pilkada Kota Malang.

Seorang calon pemilih dari Milenial Kota Malang, Rohmah Sari menyampaikan keinginan   pemimpin Kota Malang yang memiliki program cerdas dan efektif. Khususnya mengatasi masalah kemacetan di Kota Malang yang semakin tidak terkendali.

“Kalau saya tak aneh-aneh. Pemimpin Kota Malang mana yang punya program atau konsen atasi macet dan memang bagus idenya itu yang nanti saya pilih. Kota Malang ini kota macet, masa tak malu? ” kata perempuan asli Kelurahan Lowokwaru itu.

Hampir sama, akan tetapi untuk Gen-Z, ternyata menginginkan hal yang penting bagi masa depan mereka. Yakni lapangan pekerjaan yang luas. Ini dikatakan Gerry Putra, pemuda asal Kelurahan Merjosari.

Menurut dia, kekhawatiran dirinya setelah nanti lulus kuliah adalah sulit mencari kerja. Ia tidak menginginkan mencari kesana kemari pekerjaan sampai jauh ke luar kota.

“Kalau saya ingin kerjanya di Kota Malang saja. Masa tak ada program yang memberi kesempatan emas bagi putra-putri daerah di sini. Kalau ada cawali yang punya program ini saya mungkin pilih dia,” papar Gerry. (ran)

Sekarang