Pak Mbois Tinjau Trotoar Ambrol di Jembatan Embong Brantas

MALANG- Pak Mbois, sapaan akrab Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, meninjau kondisi trotoar Jembatan Embong Brantas di Jalan Gatot Subroto yang ambrol pada Minggu malam (23/11/2025). Bersama Wakil Wali Kota Malang Ali Mutohirin, perwakilan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali, perangkat daerah terkait, serta camat dan lurah setempat, Pak Mbois melihat kerusakan kerusakan trotoar jembatan yang berada di atas kawasan Kampung Tridi sekaligus menyambangi warga yang terdampak, Senin (24/11/2025) hari ini.

Pak Mbois  didampingi Wawali Ali Muthohirin usai menyambangi warga terdampak dan menyalurkan bantuan. Orang pertama di Pemkot Malang ini  menyampaikan bahwa peninjauan ini dilakukan untuk mengidentifiksi penyebab kerusakan agar dapat segera dilakukan langkah penanganan yang tepat dan cepat dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk BBPJN Jatim-Bali, karena ruas jalan tersebut merupakan kewenangan nasional.

“Kami akan mengkaji keseluruhan, karena juga status tanahnya adalah milik KAI. Bagaimana penyelesaiannya nanti ini oleh Kementerian PU. Karena cepat atau lambat pasti akan berdampak, apalagi intensitas hujan tinggi dan pergerakan kendaraan,” bebernya.

Pak Mbois  menyebutkan, kawasan sisi timur jembatan yang kerap dilewati kendaraan-kendaraan besar ini tidak dilengkapi pelengsengan seperti sisi barat. Kondisi itu membuat air hujan mudah meresap dan menggerus tanah di bawah struktur trotoar. Ditambah lagi, sejumlah perbaikan jalan sebelumnya membuat permukaan hotmix sejajar dengan trotoar, sehingga air mengalir ke permukiman warga.

“Warga akhirnya membuat tembok penahan secara swadaya agar air tidak masuk ke rumah-rumah. Tapi akibatnya air justru tergenang di atas,” tambahnya.

Lebih lanjut, Pak Mbois   menuturkan jika tingginya curah hujan dan kepadatan lalu lintas juga sangat memengaruhi struktur jembatan termasuk trotoarnya.

“Pergerakan kendaraan juga sangat tinggi sekali. Intensitas hujan juga tinggi. Akhirnya mempengaruhi kekuatan dari trotoar tersebut dan di bawahnya ini juga bukan plengsengan,” terangnya.

Pak Mbois  menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian PU. Untuk penanganan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional akan melakukan penanganan sementara.

“Kurang lebih paling cepat seminggu, paling lama dua minggu, kita akan selesaikan agar tidak ada lagi aliran air atau longsoran yang menuju ke bawah,” sambungnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BBPJN Jatim-Bali, Reza Maulana mengungkapkan, untuk penanganan awal pihaknya akan memasang sandbag dan cerucuk untuk mencegah longsor susulan. Ke depan, pekerjaan yang dilakukan bukan sekadar penutupan sementara, melainkan perbaikan menyeluruh.

“Untuk penanganan permanen kita akan segera laksanakan. Untuk lokasi yang ambruk ada di oprit bukan di jembatan. Untuk jembatannya aman kondisinya. Sementara kita perbaiki yang longsor dulu. Kita berharap untuk target pengerjaan paling lama dua minggu, paling cepat satu minggu,” tutur Reza.

Longsornya trotoar jembatan ini tentu juga berdampak pada kondisi lalu lintas. Sembari menunggu hasil analisa dan rekomendasi, saat ini diberlakukan sistem pengurangan lajur.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyebutkan langkah ini dilakukan untuk mengurangi volume kendaraan yang melintas, sehingga beban jembatan berkurang, “Semula setiap arah memiliki dua (lajur), namun kini kita batasi hanya satu lajur,” jelasnya.

Widjaja menjelaskan bahwa pengurangan lajur ini dilakukan sambil menunggu hasil analisis BBPJN untuk memastikan apakah jembatan masih layak dilalui kendaraan. Diungkapkannya bahwa pihaknya akan melakukan pengaturan lalu lintas di simpang Embong Brantas. “Kami mengimbau, pengguna jalan terutama yang membawa kendaraan pribadi dapat memilih alternatif jalan lain di sekitarnya,” pungkasnya. (ari/yn/malangkota.go.id/red)

Sekarang