Pahami Deepfake Sebagai tantangan Baru di Era Kecerdasan Artificial

AKHIR- akhir ini kita sering mendengar istilah Deepfake dimana telah menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu terakhir. Dimana teknologi ini, yang menggabungkan AI dengan manipulasi video, audio, atau gambar palsu yang sangat meyakinkan, bahkan sulit dibedakan dari aslinya.

Adanya fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius, terutama di Indonesia yang dapat menyebabkan konflik terkait penyalahgunaan deepfake. Kita pahami dulu apa itu Deepfake ? Pemahaman sederhana deepfake adalah teknik pemalsuan baik video, audio, atau gambar menggunakan algoritma kecerdasan buatan. Teknologi ini memungkinkan seseorang untuk menukar wajah atau suara seseorang dalam sebuah video atau rekaman audio dengan wajah atau suara orang lain.

Dampak Deepfake apabila disalahgunakan sangatlah besar dan dapat menimbulkan konsekuensi yang merusak, terutama jika jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Beberapa dampak negatif yang paling mengkhawatirkan antara lain:

Deepfake dapat digunakan untuk menciptakan berita palsu atau narasi yang menyesatkan, seperti video politisi yang membuat pernyataan kontroversial yang tidak pernah mereka ucapkan. Prihal ini dapat memicu kepanikan, ketidakpercayaan publik, dan bahkan konflik sosial. 1. Kerusakan Reputasi dan Pencemaran Nama Baik terutama tokoh publik, dapat menjadi korban deepfake yang merusak reputasi mereka.

2. Penipuan dan Kejahatan Finansial : Deepfake suara atau video dapat digunakan dalam skema penipuan, seperti meniru suara petinggi perusahaan untuk memerintahkan transfer dana, atau menipu individu agar memberikan informasi pribadi yang sensitif.

3. Gangguan Keamanan Nasional dan Politik : deepfake dapat digunakan oleh orang jahat untuk mengganggu proses demokrasi, memanipulasi opini publik dalam tatanan pemerintahan RI, bahkan memicu ketegangan antarnegara dengan menyebarkan propaganda palsu.

Belajar dari Kasus Deepfake Sri Mulyani yang menghebohkan Guru dan Dosen :

Akhir akhir ini kita telah merasakan langsung dampak dari penyalahgunaan deepfake. Salah satu kasus yang paling mencolok adalah video deepfake yang beredar luas yang menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam video tersebut, Sri Mulyani seolah-olah mengatakan bahwa guru adalah “beban negara”.

Video ini dengan cepat menjadi viral dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat, terutama di kalangan guru dan tenaga pendidik. Meskipun Sri Mulyani segera mengklarifikasi bahwa video tersebut adalah hoaks dan hasil manipulasi deepfake, kerusakan reputasi dan keresahan yang ditimbulkannya sudah terjadi. Kasus ini menjadi bukti nyata betapa berbahayanya deepfake dalam memicu konflik dan merusak kepercayaan publik, terutama di negara dengan tingkat literasi digital yang beragam seperti Indonesia.

Melawan Deepfake: Peran Kita Bersama

Karena itu kita harus bijak dan cerdas dalam meningkatkan literasi digital dan selalu skeptis terhadap informasi yang kita terima, terutama jika terlihat terlalu sensasional atau memicu emosi. Periksa sumbernya, cari konfirmasi dari media terpercaya, dan perhatikan tanda-tanda deepfake seperti gerakan mimik wajah yang tidak wajar, pencahayaan yang aneh, atau suara yang tidak sinkron dengan gerakan mulut. Dengan kewaspadaan dan pendidikan yang memadai, kita dapat bersama-sama melawan penyebaran deepfake dan menjaga ruang digital tetap aman dan terpercaya. ***

Bita Parga Zen, S.Kom., M.Han.

Dosen Computer Science AI and Digital Innovation, Program Studi Teknik Informatika Universitas Ma Chung.

Bidang Keahlian Program Analysis, Program Testing, Cyber Security, Digital Forensics.

Hebat! Maestro Topeng Malang Reuni

Sekarang

Hebat! Maestro Topeng Malang Reuni

Budaya

Pahami Deepfake Sebagai tantangan Baru di Era Kecerdasan Artificial

Minum Air Ingat Sumbernya