Ma Chung Bekali Pelajar SMK Cor Jesu Malang Materi Kesehatan Mental
MALANG-Dalam rangka kegiatan Class Meeting Tahun Pelajaran 2025-2026 bertajuk Grow In Grace, Shine With Character, SMK Cor Jesu Malang bekerjasama dengan Universitas Ma Chung mengadakan kegiatan seminar.
Seminar bertema, “Pacaran Sehat, Sex Edukasi dan Kesehatan Mental Generasi Strawberry”, Kamis (11/12/2025) lalu. Seminar diikuti 64 siswa kelas X dari program studi DKV, Perhotelan dan Tata Boga.
Waka Kesiswaan SMK Cor Jesu Malang sekaligus PIC kegiatan, Fransiska Hestiana Y, S.Pd mengatakan bahwa masa remaja adalah fase transisi yang penuh perubahan, baik secara fisik, emosional, sosial, maupun mental.
Pada tahap ini, remaja mulai membentuk identitas diri, mengeksplorasi hubungan dengan orang lain, serta menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itulah, pendidikan seksualitas dan kesehatan mental menjadi dua aspek krusial yang tidak dapat diabaikan.
Sesi pertama, materi disampaikan Heni Maghfiroh, M.Psi, Psikolog dari Universitas Ma Chung mengenai tema Mental Health. Menurut Heni, mental health atau kesehatan mental adalah fondasi utama kesejahteraan remaja. Tekanan akademik, perbandingan sosial, perubahan hormon, hingga dinamika pertemanan dapat memicu kecemasan, stres, atau penurunan rasa percaya diri. Tanpa dukungan dan edukasi yang tepat, remaja rentan mengalami masalah mental yang dapat berdampak panjang pada perkembangan mereka.
Dengan pemahaman kesehatan mental, remaja belajar mengenali emosinya, mencari bantuan dengan tepat, dan membangun ketahanan diri (resilience).
“Kesehatan mental bukan tentang selalu bahagia tapi mampu mengenali dan mengelola perasaan kita. Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam kesejahteraan mencakup emosional, psikologis dan sosial,” kata Heni.
Sesi kedua diberikan oleh Dr Felik Sad Windu Wisnu Broto, SS., M.Hum selaku dosen sekaligus Manager Pemasaran Universitas Ma Chung.
Menurut Dr Felik, pendidikan seksualitas dan kesehatan mental saling berkaitan, karena pemahaman diri dan relasi yang sehat berakar dari kondisi mental yang kuat dan informasi yang benar. Ketika remaja dibekali pengetahuan yang komprehensif dan lingkungan yang aman untuk bertanya, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, percaya diri, dan mampu menjaga diri serta orang lain.
Dr. Felik di dalam sesinya mengajak peserta untuk berefleksi mengenai kehidupan keluarga. Untuk membentuk sebuah keluarga diperlukan sebuah proses yang namanya pernikahan. Pernikahan adalah tahap yang harus dilalui sebelum berkeluarga. Ada dua tahap sebelum pernikahan atau yang disebut masa pranikah, yaitu masa pacaran dan masa tunangan. Jadi jika seseorang memutuskan berpacaran itu artinya dia sedang berada di masa pranikah, masa persiapan pernikahan.
“Definisi pacaran adalah masa dimana laki-laki dan perempuan menjalin relasi yang lebih intens untuk sebuah pernikahan. Yang terlibat di sini hanya laki-laki dan perempuan yang sedang pacaran. Tetapi kalau tunangan definisinya adalah masa dimana keluarga laki-laki dan keluarga perempuan menjalin relasi yang lebih intens untuk sebuah pernikahan. Konteks dari pacaran dan tunangan itu adalah proses menuju pernikahan. Maka sangat salah ketika ada anak SMK memutuskan untuk pacaran! Itu kamu sebenarnya mau menikah atau mau sekolah? Kok kamu pacaran!” urai Dr Felik.
Semua peserta sangat antusias mengikuti sesi demi sesi. Di akhir acara, Fransiska Hestiana Y., S.Pd mewakili Suster Kepala Sekolah menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Ma Chung dan kepada para narasumber. (sadw)















