Kota Malang Mulai Berlakukan Bayar Parkir Secara Digital

KOTA MALANG– Kini membayar parkir di Kota Malang lebih praktis. Itu karena, Jumat (2/8/2024) hari ini, Dinas Perhubungan (Dishub)  Kota Malang meluncurkan Virtual Account di Mini Block Office. Ini merupakana cara membayar parkir dengan sistem non tunai. Aturan ini   berlaku di 51 titik parkir di Kota Malang.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengungkapkan ada delapan juru pungut retribusi pinggir jalan yang berada di dinasnya. Jumlah itu tidak memadai untuk menyisir semua titik parkir. Dengan inovasi ini akan mempermudah setoran dan tugas pegawai di lapangan.

Sebagai langkah percobaan, Dishub akan menerapkan metode setoran non tunai ini di 51 titik parkir seluruh Kota Malang. Tahun depan jumlahnya akan diperbanyak.

“Tahun depan kami perluas agar setoran bisa lebih aman, nyaman, dan transparan,” tegas Jaya sapaan Kadishub Kota Malang itu.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengungkapkan penataan retribusi pinggir jalan terus diperbaiki untuk meminimalisir potensi kebocoran.

Retribusi pinggir jalan merupakan salah satu sistem yang memberikan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah.

Erik menyatakan  kontribusi pendapatan dari retribusi pinggir jalan cukup signifikan untuk sumber penerimaan daerah. Seiring meningkatnya aktivitas masyarakat, salah satu dampaknya  pengguna motor semakin banyak.

“Hal ini juga secara signifikan harusnya linier dengan penerimaan retribusi parkir. Pada dasarnya retribusi pinggir jalan sudah diatur melalui beragam regulasi, namun pelaksanaan dan pengelolaannya banyak yang belum maksimal. Ada beberapa hal yang jadi hipotesa, seperti dugaan pungutan liar,” terang Erik.

Oleh karena itu, supaya pelayanan aman dan nyaman, sehingga pendapatan daerah meningkat, maka ada pembayaran lewat akun virtual.

Sementara itu, Faris Sihab, seorang juru parkir di kawasan Pasar Besar Malang   perubahan sistem ini tidak membuat dia heran. Ia mengaku sudah beradaptasi dengan kondisi yang ada. Menurutnya, justru perubahan sistem ke non tunai lebih aman dan nyaman.

“Saya biasa saja. Tidak ada yang sulit,” ujarnya.

 Faris mengaku setiap hari setor ke  Dinas Perhubungan sebanyak Rp 65 ribu. Pendapatan ya ia terima rata-rata antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu jika sedang ramai.

Sebagai seorang juru parkir, tantangan yang ia hadapi saat ini adalah menurunnya jumlah pengunjung yang datang. Ia mengatakan, jumlah pengunjung yang datang di tempatnya menurun akibat maraknya transaksi online. (ran)

Sekarang

Yuuuk Ikutan Eco Qurban Challenge, Menangkan Hadiahnya

Sekarang

Libur Panjang, Taman Margasatwa Ragunan Ramai Pengunjung

Sekarang