Kemkomdigi Tegaskan Komitmen Jaga Keamanan Ruang Belajar Digital
JAKARTA- Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat telah mengubah proses belajar mengajar yang sebelumnya hanya terjadi di ruang fisik, kini berpindah ke ruang digital.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan transformasi ini membuat literasi digital menjadi faktor penting yang harus dimiliki masyarakat agar dapat memanfaatkan ruang digital dengan aman.
“Melalui program Literasi Digital Nasional, kami membekali masyarakat dengan empat pilar CABE: cakap digital, aman digital, budaya digital, dan etika digital,” ujarnya dalam acara Seminar “Teaching in Digital Age: Safe, Smart, and Innovative Approaches for Student Growth” yang diikuti secara daring dari Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat.
Bonifasius juga memastikan Kemkomdigi terus melakukan pengawasan agar aktivitas masyarakat di ruang digital terhindar dari berbagai risiko kejahatan siber.
“Kami membangun ruang belajar digital yang aman agar seluruh aktivitas pendidikan terlindungi dari ancaman siber, termasuk pencurian data pribadi, hoaks, hingga serangan digital,” tandasnya.
Untuk meningkatkan kompetensi masyarakat di bidang digital, Kemkomdigi menyelenggarakan program Digital Talent Scholarship (DTS) yang merupakan salah satu bentuk integrasi teknologi digital ke dalam kurikulum pendidikan.
Kepala BPSDM Bonifasius Wahyu Pudjianto mengapresiasi penyelenggaraan seminar yang mengusung tema “Teaching in Digital Age” ini karena sangat relevan dengan agenda transformasi digital menuju Indonesia Emas 2045.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Gogot Suharwoto menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru di bidang digital agar dapat memanfaatkan teknologi yang tersedia secara maksimal.
“Teknologi dalam pembelajaran tidak bisa hanya sebatas menyediakan perangkat. Guru perlu didukung pelatihan, konten, dan portal pendidikan yang aman, sehingga mereka bisa mengajar dengan percaya diri,” jelasnya.
Gogot menambahkan pemerintah fokus menghadirkan program prioritas dalam literasi, numerasi, dan sains teknologi pada 2025. Seminar ini diikuti dengan diskusi interaktif yang melibatkan guru, akademisi, dan praktisi pendidikan.
Acara ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menciptakan ekosistem pembelajaran digital yang tidak hanya modern, tetapi juga aman dan beretika. (red)