Inflasi Wilayah Malang Bulan Juni Diklaim Terkendali
MALANG– Bank Indonesia (BI) Malang mengklaim inflasi wilayah Malang, khususnya Kota Malang masih dalam kategori terkendali. Bahkan masih bisa ditekan dengan baik. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Malang Febrina menjelaskan ini dalam rilis resmi BI Malang mengenai catatan inflasi di wilayah kerja BI Malang belum lama ini.
“Angka inflasi yang dapat ditekan khususnya di wilayah Malang Raya merupakan hasil dari sinergi kolaboratif tim pengendali inflasi. Seperti menyelenggarakan pasar, sidak pasar untuk pemantauan harga dan ketersediaan stok barang, pemantauan harga bahan pangan pokok selama bulan Juni 2025 hingga rapat koordinasi (rakor) rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri selama Juni 2025,” papar Febrina.
Sementara sebelumnya berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Juni 2025 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,38 persen (month-to-month/mtm) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen (mtm).
Ditambahkannya, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 0,21 persen (mtm). Dengan angka tersebut, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,11 persen (year-on-year/yoy).
Inflasi periode Juni 2025 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,31 persen (mtm).
“Nah, inflasi di Malang sedikit tertahan oleh kelompok transportasi dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen (mtm). Berdasarkan komoditas inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, kacang panjang, emas perhiasan, telur ayam ras, dan bawang merah,” tegas Febrina.
Kenaikan harga komoditas cabai rawit, kacang panjang, dan bawang merah dipicu oleh peningkatan permintaan pada momen Iduladha di tengah terbatasnya pasokan karena memasuki permulaan musim tanam.
Dia menegaskan, kenaikan harga telur ayam ras terjadi seiring dengan kenaikan biaya pakan dan produksi. Sementara kenaikan harga emas perhiasan mengikuti tren kenaikan harga komoditas emas global. (cia)