Harga Kedelai di Kota Malang Naik, Pemkot Klaim Masih Stabil

MALANGDi tengah dinamika harga komoditas global, harga kedelai di Kota Malang terpantau naik. Meski begitu dikatakan masih terkendali. Ini disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Dinas KoperasiPerindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Putu Eka Wulantari. Dia memastikan bahwa tidak ada gejolak signifikan terkait harga kedelai di pasaran.

“Harga di Kota Malang, dari beberapa sumber Rp 13.500 per kilogram. Kalau kedelai banyaknya di Sanan. Kalau di pasar tidak terlalu banyak. Artinya, konsumsi kedelai di pasar tidak begitu besar,” ungkap Eka.

Ia menjelaskan, sebagian besar kedelai yang beredar di pasaran Kota Malang masih berasal dari impor, terutama dari Amerika Serikat. Hal ini membuat harga kedelai lokal ikut terpengaruh oleh fluktuasi biaya impor.“Itu tergantung jenis kedelai juga. Impor paling banyak dari Amerika Serikat. Kenaikan biaya impor, bisa saja,” ujarnya.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa kondisi pasar masih terkendali. Di pasar tidak ada gejolak. Landai-landai saja. Untuk jenis kedelai merek tertentu seperti “Bola”, harganya tercatat di kisaran Rp 9.700 per kilogram. Eka  menambahkan, peran pemerintah daerah dalam pengendalian harga kedelai impor memang terbatas.

“Karena ini impor, ya tindakan kami hanya sebatas memantau saja. Beda kalau penghasilan dalam negeri,” jelasnya. Dari segi kualitas, kedelai impor dinilai lebih sesuai untuk kebutuhan olahan seperti kripik tempe. Hingga saat ini, pihaknya memastikan stok kedelai di Kota Malang masih aman dan mencukupi.

Pedagang di Pasar Klojen, Tono, mengaku belum menaikkan harga jual tempenya. Ia menambahkan, ukuran dan stok tempe yang dijualnya juga masih seperti biasa karena pasokan dari produsen belum terganggu.

“Sampai sekarang masih jual dengan harga normal, belum ada kenaikan. Saya juga belum terlalu terasa dampaknya,” ujar Tono.

Menurut Tono, kenaikan harga tidak menjadi persoalan. Yang terpenting adalah pasokan kedelai aman. Sejauh ini, ia tidak menemukan adanya kelangkaan kedelai di Kota Malang. Di sisi lain, Tono juga tidak memperdulikan perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Amerika merupakan eksportir kedelai sedangkan Tiongkok salah satu importir kedelai terbesar. Pasca ada kebijakan tarif, ekspor kedelai dari Amerika Serikat mengalami penurunan. (cia)

Sekarang