Gelar Pelatihan Bikin Sabun Organik Bersama Universitas Ma Chung,  SMPK Santa Maria 1 Malang Ajak Siswa Peduli dan Sadar Lingkungan

MALANGUniversitas Ma Chung terus mengukuhkan komitmennya dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Kali ini, program tersebut dilaksanakan dengan memberikan pelatihan pembuatan sabun organik kepada siswa-siswi SMPK Santa Maria 1 Malang. Pelatihan ini merupakan program P5 Gaya Hidup Berkelanjutan. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan praktis sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan. Kegiatan tersebut  dilaksanakan pada  24 Maret 2025 sampai  9 April 2025 di ruang kelas sekolah tersebut. Pesertanya  seluruh siswa kelas tujuh.

Program ini merupakan bagian dari upaya Universitas Ma Chung untuk memberikan kontribusi positif dalam mendukung pendidikan yang tidak hanya berbasis akademis tetapi juga keterampilan praktis yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Dalam pelatihan ini, siswa-siswi SMPK Santa Maria 1 Malang diajarkan cara membuat sabun organik dari bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Ini sekaligus mengedukasi mereka tentang pentingnya keberlanjutan dan pengurangan penggunaan bahan kimia berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut apt. Devilke Yandriyani, S.Farm., M.Farm., dosen Universitas Ma Chung yang memimpin pelatihan ini, pembuatan sabun organik adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dipraktikkan oleh siapa saja, tanpa memandang usia.

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, sekaligus mengedukasi mereka tentang manfaat sabun organik yang lebih ramah lingkungan dibandingkan sabun kimia komersial,” ujarnya.

Selama pelatihan, para peserta diajarkan tahapan pembuatan sabun mulai dari pemilihan bahan baku alami seperti lerak, jeruk nipis, lidah buaya dan bahan lainnya yang bersifat organik. Mereka juga mempelajari cara mengolah bahan-bahan tersebut menjadi sabun yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembuatan sabun ini tidak hanya menuntut keterampilan teknis, tetapi juga kreativitas siswa dalam mengolah bahan-bahan alami menjadi produk yang bermanfaat.

Salah satu siswa peserta pelatihan, Princess, mengungkapkan bahwa ia merasa sangat senang dapat belajar cara membuat sabun sendiri.

“Saya sebelumnya tidak tahu bahwa sabun bisa dibuat dari bahan-bahan alami. Sekarang saya tahu betapa pentingnya menggunakan bahan yang ramah lingkungan, dan saya bisa membuat sabun sendiri di rumah,” katanya dengan semangat.

Tidak hanya sebagai keterampilan praktis, kegiatan ini juga memberikan pengalaman berharga tentang proses produksi, mulai dari perencanaan hingga pembuatan sabun yang siap pakai. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk berkreasi dengan menambahkan bahan alami lainnya. Seperti daun mint, lavender, atau madu, untuk menciptakan varian sabun yang berbeda.

Selain keterampilan praktis, tujuan utama dari pelatihan ini untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada para siswa. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan perlindungan terhadap alam semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda.

Universitas Ma Chung berharap agar para siswa dapat mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari, mengurangi ketergantungan pada produk kimia berbahaya, dan beralih ke produk yang lebih alami dan ramah lingkungan.

“Pembuatan sabun organik adalah salah satu cara untuk memulai hidup lebih ramah lingkungan. Selain itu, produk sabun yang kita buat ini juga bebas dari bahan kimia yang dapat merusak kulit dan lingkungan. Kami berharap melalui pelatihan ini, siswa dapat menyebarkan pengetahuan tentang pentingnya menggunakan produk alami, baik di kalangan keluarga maupun teman-teman mereka,” jelas apt. Martanty Aditya, M.Farm-Klin.

Selama pelatihan, para siswa juga diberi pemahaman tentang bahan-bahan kimia yang sering ditemukan dalam produk sabun komersial dan dampaknya terhadap kesehatan serta lingkungan. Mereka diajarkan untuk lebih bijak dalam memilih produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami ingin generasi muda lebih sadar akan dampak penggunaan produk kimia terhadap kesehatan kulit dan lingkungan. Dengan membuat sabun organik sendiri, mereka tidak hanya dapat menghasilkan produk yang lebih sehat, tetapi juga ikut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan,” tambah apt. Aulia Tamara, M.Farm-Klin.

Kolaborasi antara Universitas Ma Chung dan SMPK Santa Maria 1 Malang dalam program pengabdian masyarakat ini merupakan contoh nyata dari sinergi antara institusi universitas dan sekolah menengah dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat. Program ini juga menjadi wadah untuk memfasilitasi siswa-siswi dalam mengembangkan keterampilan yang dapat meningkatkan daya saing mereka di masa depan.

Ini adalah salah satu bentuk nyata kontribusi Universitas Ma Chung kepada masyarakat sekitar.

“Kami berharap melalui kegiatan ini, para siswa dapat menambah wawasan dan keterampilan, serta menjadi agen perubahan yang membawa kesadaran terhadap pelestarian lingkungan. Selain itu, kami juga ingin memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan potensi diri secara praktis,” kata apt. Devilke.

Sementara itu, Kepala SMPK Santa Maria 1 Malang  Kristina Damayanti, S.Si., M. Pd menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif Universitas Ma Chung dalam memberikan pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi karena selain menambah pengetahuan dan keterampilan baru, juga mengajarkan mereka pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sejak dini.

“Kami sangat berterima kasih atas pelatihan yang diberikan oleh Universitas Ma Chung. Ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi siswa-siswi kami untuk belajar langsung dari para ahli dan mendapatkan keterampilan baru yang bermanfaat. Kami berharap program seperti ini dapat terus berlanjut, karena memberikan banyak nilai positif bagi perkembangan siswa kami,” ujar  Kristina.

Selain sebagai keterampilan praktis dan kesadaran lingkungan, pembuatan sabun organik juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kegiatan kewirausahaan. Di masa depan, para siswa dapat memanfaatkan keterampilan ini untuk menciptakan usaha sendiri, mengolah bahan-bahan alami menjadi produk yang bisa dijual, atau bahkan membuka usaha pembuatan sabun organik yang ramah lingkungan.

“Selain mengajarkan keterampilan teknis, kami juga ingin menginspirasi para siswa untuk berpikir tentang peluang kewirausahaan. Sabun organik yang mereka buat bukan hanya dapat digunakan untuk keperluan pribadi, tetapi juga bisa menjadi produk yang dijual. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk belajar tentang dunia bisnis dan kewirausahaan sejak dini,” ungkap apt. Devilke.

Pelatihan pembuatan sabun organik ini ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab, di mana para peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan hasil karya sabun yang telah mereka buat. Selain itu, Universitas Ma Chung juga menyerahkan reward kepada setiap peserta sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka dalam kegiatan ini.

Harapan besar ditanamkan oleh para pengajar dan penyelenggara agar kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa, tetapi juga membuka wawasan baru tentang pentingnya keberlanjutan dan inovasi dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Dengan semangat kolaborasi dan dedikasi untuk kemajuan bersama, Universitas Ma Chung dan SMPK Santa Maria 1 Malang berharap dapat terus memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat, terutama dalam menciptakan generasi muda yang cerdas, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan. (sadw)

Sekarang