Dinkes DKI Percepat Sertifikasi Higiene Sanitasi SPPG
JAKARTA– Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mempercepat proses penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ini sebagai bentuk dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah ini diambil untuk memastikan setiap makanan yang didistribusikan kepada peserta didik aman dan memenuhi standar kebersihan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, kolaborasi lintas lembaga tengah dilakukan untuk mempercepat penerbitan sertifikat tersebut.
Ani menyampaikan, pihaknya bekerja sama dengan SPPG, tim MBG, serta Balai Pengawas dan Sertifikasi Produk (BPSP) guna mempercepat proses inspeksi dan sertifikasi. Ia menegaskan, seluruh proses akan diawasi ketat agar standar kebersihan dan keamanan pangan terpenuhi.
“Kami akan melakukan inspeksi kesehatan lingkungan ulang secara masif. Setelah itu dilakukan percepatan agar mereka bisa segera menyesuaikan dengan persyaratan SLHS,” ujarnya, Senin (6/10/2025) hari ini melansir beritajakarta.id.
Ia menjelaskan, hingga kini belum ada SPPG di Jakarta yang sepenuhnya mengantongi sertifikat SLHS. Namun seluruhnya sedang dalam proses verifikasi dan inspeksi.
Ani menargetkan proses sertifikasi bisa rampung dalam dua minggu ke depan, dengan pelatihan tambahan bagi para penanggung jawab SPPG dan penjamah makanan.
“Sekitar 8.000 orang akan kami latih supaya bisa mengelola penyajian dan penanganan makanan dengan lebih baik,” katanya.
Ani mengatakan, Jakarta memiliki sekitar 180 SPPG yang menjadi bagian penting dalam pelaksanaan program MBG. Melalui inspeksi ulang ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta berupaya memastikan seluruh dapur dan fasilitas pengolahan makanan memenuhi standar kebersihan lingkungan.
Langkah ini juga menjadi upaya preventif agar tidak terjadi kasus keracunan makanan seperti yang sebelumnya sempat muncul di beberapa daerah.
Mengenai hasil laboratorium terkait dugaan kasus keracunan MBG di Jakarta, Ani menyebut sebagian besar disebabkan oleh bakteri, bukan unsur kimia. Meski begitu, jumlah siswa yang terdampak tidak besar, sekitar 60 orang dari total 10 lokasi kejadian.
“Kami terus mempelajari penyebabnya, dan fokus kami sekarang adalah memastikan hal seperti ini tidak terulang,” ucapnya.
Ani menambahkan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mendukung penuh program MBG yang digagas pemerintah pusat. Ia menyebut pihaknya siap melakukan pengawasan berkelanjutan setelah sertifikasi selesai.
Diharapkan, upaya percepatan SLHS ini mampu menjamin keberlanjutan program MBG sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan pangan di sekolah.
“Kami ingin memastikan makanan yang diterima anak-anak benar-benar bergizi, aman, dan diproduksi di tempat yang laik sehat,” tandasnya. (red)