Business Matching 2024, Ajang Pererat Lembaga Pendidikan Vokasi dengan Industri di Jateng

SURAKARTA-Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek  terus mengupayakan transformasi pendidikan vokasi. Tujuannya untuk mendorong kesesuaian pendidikan dengan industri. Salah satu upayanya menggelar Business Matching  belum lama ini di Surakarta, Jawa Tengah (Jateng).

Melalui Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ditjen Pendidikan Vokasi memfasilitasi kegiatan Business Matching 2024 yang terselenggara di Solo Technopark.   Kegiatan ini merupakan Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah yang diinisiasi oleh Konsorsium Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) Jawa Tengah.

Mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Mitras DUDI, Uuf Brajawidagda, menekankan pentingnya kolaborasi berbasis potensi daerah. “Konsorsium ini mempertemukan antarsekolah untuk saling belajar dan saling bertukar praktik baik. Ditambah sebagai upaya mendekatkan industri dengan SMK sehingga dapat membuka peluang kolaborasi,” jelas Uuf dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi sekarangaja.com.

Selain itu, menurut Uuf, kegiatan ini pun dapat meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mempercepat transformasi pendidikan vokasi. Ia berharap dapat menjadi contoh daerah-daerah lain untuk mengadakan Business Matching seperti ini.

Di sisi lain, Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi SDM yang beragam. Penjabat (Pj) Gubernur Jateng yang diwakili  Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah,  Sujarwanto Dwiatmoko, mengungkapkan apresiasinya terhadap Business Matching. Sebab ini  sebagai upaya mendekatkan satuan pendidikan vokasi dengan industri.

Pihaknya  pun memfokuskan penyiapan SDM yang unggul sangat memengaruhi bonus demografi. “Saya berharap perguruan tinggi dan industri menjadi mitra utama untuk mengembangkan keunggulan daerah. Selain itu, Jawa Tengah pun memiliki perda yang mengatur tentang inovasi daerah,” ujar Sujarwanto. (red)

Sekarang