Bupati Malang Dukung Budaya Ndongeng
MALANG– Bupati Malang HM Sanusi mendukung Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara untuk membumikan tradisi mendongeng yang mulai luntur. Mendongeng, sebagai warisan budaya diharapkan bisa menjadi sarana pendidikan anak usia dini. Menanamkan nilai moral dan akhlak sejak anak-anak.
Sanggar Dongeng Nusantara memberikan boneka Bejo untuk Sanusi. Ia turut memainkan boneka tangan yang diterimanya.
Sanusi berpesan agar Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara menggali dongeng dari tradisi dan kearifan lokal. Seperti kisah Garudeya yang ada di relief Candi Kidal.
Garudeya merupakan kisah mitologi yang menginspirasi Sultan Syarif Hamid II merancang lambang negara, Garuda Pancasila. Relief menggambarkan perjuangan Garudeya untuk membebaskan ibunya dari perbudakan. Sebuah simbol semangat juang dan pengabdian kepada ibu pertiwi.
Selain itu, menurut Sanusi mendongeng juga bisa meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas anak. Sekaligus memberi jeda anak dari aktivitas bermain gawai. Ia berharap mendongeng kembali digalakkan dan melibatkan para pendidik.
Ketua Yayasan Sanggar Dongeng Kepompong Nusantara, Yudi Agus Priyanto menjelaskan sejak enam bulan telah road show mendongeng ke-23 Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Total sekitar 2.000-an anak penerima manfaat melalui program hibah Dana Indonesiana dari Kementerian Kebudayaan.
“September nanti akan digelar festival mendongeng dan kearifan lokal,” katanya.
Ia berharap Bupati Malang Sanusi membuka festival yang akan dimeriahkan beragam kesenian yang berkolaborasi dengan seniman di Kabupaten Malang. Selain itu, juga menjadi ajang relawan mendongeng dan pendongeng cilik tampil di depan khalayak. Festival digelar memperingati Hari Aksara Internasional atau Hari Literasi Internasional (cia)
