Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo, Buku Pertama yang Mengulik Pemakaman di Kota Malang

MALANG -Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo Jilid 1 sudah sepekan diluncurkan. Tepatnya, pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)  2025 di Halaman Depan Balai Kota Malang. Jumat (2/5/2025) lalu.

Buku yang berisi tentang sejarah Makam Sukun dan pernak-perniknya tersebut diserahkan Hariani kepada Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Sekretariat Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya.

“Dengan penyerahan buku tersebut, menandakan bahwa Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo dapat dibaca untuk umum,” terang Hariani, salah satu penulis  Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo Jilid 1.

Dikatakan wanita berusia 42 tahun ini bahwa Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo Jilid 1 disusun oleh dua penulis. Yaitu dirinya dan pemerhati sejarah Pasuruan Achmad Budiman Suharjono.

“Tidak mudah penyusunan buku Jelajah Trilogi Kuburan Londo ini. Saya melakukan riset sejak tahun 2018. Mulai dari menyusuri makam, mengidentifikasi tokoh-tokoh, mencari data, meminta bantuan penerjemah hingga mulai penyusunan buku,” beber Hariani.

Diakuinya, kesulitan mencari data menjadi satu penyebab buku tersebut membutuhkan proses yang cukup lama.

“Apalagi banyak makam-makam yang hilang dan rusak, sehingga memerlukan data yang benar-benar akurat untuk membuktikan,” ucap Hariani.

Beruntung, Hariani dipertemukan dengan Achmad Budiman Suharjono yang merupakan pensiunan salah satu pabrik swasta terkenal di Pasuruan. Atas kebaikannya, pria yang juga menjadi pemerhati sejarah Pasuruan ini memberikan data-data yang ia miliki  sebagai bahan referensi dalam penyusunan Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo.

“Alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan Pak Achmad Budiman Suharjono. Dari beliau banyak data yang saya peroleh, sehingga penulisan dapat berjalan dengan lancar. Dan, beliau juga turut menyumbangkan tulisannya,” ungkap wanita yang gemar membaca ini.

Baginya, keberadaan Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo ini penting lantaran mengupas sejarah yang masih belum terkuak.

“Buku ini bercerita tentang sejarah Makam Sukun, tokoh yang dimakamkan, gerbang Makam Sukun yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya, sejarah tentang Makam di Klojen Lor. Ada makam yang terkait dengan Geger Mergosono. Itu frame yang menarik, karena untuk menarik garis merah antara tragedi dengan makam massal yang ada di Kuburan Londo memerlukan waktu hampir dua bulan untuk penelitian. Menariknya lagi, ada tokoh-tokoh Freemason yang disemayamkan di Makam Sukun. Ini nanti akan dikupas di Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo Jilid II,” beber Hariani.

“Banyak pihak yang berjasa di balik tersusunnya buku ini. Ada Direktur Jasa Tirta periode 2021 hingga 2023 Bapak Raymond Valiant, Bapak Dwi Cahyono arkeolog sekaligus sejarawan Kota Malang, Sam Wahyu Eko Setiawan seorang penulis, Mas Arief DKS, editor Mas Amri Bayu Saputra serta penerjemah Mohammad Fajar Aminu,” imbuhnya.

Menurut Hariani, Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo hadir sebagai referensi sejarah lokal Kota Malang yang membedah tentang pemakaman khususnya Bong Londo.

“Selain itu, kehadiran buku ini dapat mengobati rasa penasaran mengenai misteri yang belum terkuak yang ada di Makam Sukun. Sengaja, buku dijadikan tiga jilid lantaran banyak yang ingin dikupas,” tuturnya.

Dirinya berharap, disajikannya Buku Trilogi Jelajah Kuburan Londo dapat memberikan literasi dan narasi kepada masyarakat bahwa tidak selamanya tempat perkuburan itu seram dan suram. “Dari Bong Londo, kita bisa belajar banyak hal tentang sejarah, ekonomi, arsitektur, sosial dan budaya. Makam Sukun adalah Tempat Pemakaman yang Menghidupi,” tandasnya. (har/red)

20 Mobil Damkar Atasi Kebakaran di Bukit Duri

Sekarang

Bank Jakarta Dukung Persija Arungi Super League 2025-2026

Sekarang

Pak Mbois Kian Mbois, Kini Jadi Pendekar IPSI Kota Malang

Sekarang

20 Mobil Damkar Atasi Kebakaran di Bukit Duri

Sekarang