Belajar Merawat Kebhinekaan, SD Katolik Mardi Wiayata 2 Kunjungan Lintas Iman
MALANG– SD Katolik Mardi Wiyata 2 Kota Malang punya cara menarik menanamkan toleransi sejak dini. Sekolah ini mengadakan kegiatan kunjungan lintas iman. Kegiatan bertajuk, “Mencintai dan Merawat Kebhinekaan” ini merupakan kegiatan rutin tahunan. Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta didik mengenal dan memahami ajaran dan praktik keagamaan agama lain, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman serta menumbuhkan dan menguatkan sikap toleransi. Ini diharapkan menjadi pelopor moderasi toleransi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini dilaksanakan Jumat (15/18/2024). Diikuti oleh peserta didik kelas 4 sebanyak 37 anak. Diawali doa dan kata pengantar dari Kepala SD Katolik Mardi Wiyata 2, Y.V.C. Hansri Amahurit, S.Pd, kegiatan berlanjut dengan pembagian kelompok dalam mikrolet untuk menuju ke tiga lokasi tempat ibadah.
Kunjungan pertama adalah ke Masjid Agung Jami’ Kota Malang. Di masjid ini, peserta didik disambut hangat KH Abdul Aziz. Ia dengan ramah mempersilakan peserta didik berkeliling masjid sambil menjelaskan beberapa informasi tentang sejarah Masjid Agung Jami’.
Selain itu, ia juga menjelaskan tentang agama Islam, seperti waktu sembahyang. Selesai memberikan informasi, peserta didik kemudian bertanya jawab dan mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh sekolah.
Dengan adanya lembar kerja tersebut diharapkan peserta didik semakin memahami ajaran agama lain dan juga dapat melakukan refleksi terhadap kunjungan ini.
Setelah selesai mengerjakan lembar kerja, kegiatan kemudian berpindah ke Kelenteng Eng An Kiong. Di sana peserta didik disambut Rudi, Ketua Yayasan Kelenteng Eng An Kiong. Para peserta didik berdecak kagum melihat beragam ornamen dan hiasan di kelenteng. Setelah berkumpul di depan pintu utama, Rudi mulai menjelaskan informasi tentang kelenteng dan juga tiga aliran yang ada yakni Tao, Konghucu dan Budha. Peserta didik kemudian diajak berkeliling di dalam kelenteng sambil mendengarkan penjelasan. Banyak peserta didik yang bertanya tentang arti warna dan juga hiasan yang terpajang di kelenteng.
Setelah berfoto bersama, Rudi memberikan oleh-oleh kepada peserta didik berupa kue. Kemudian peserta didik melanjutkan kunjungan terakhir, yakni ke Padepokan Dhammadipa Arama. Sesampainya di sana, para peserta didik disambut dua orang samanera (calon biksu) . Mereka mempersilakan untuk istirahat dulu karena hari sudah siang, waktunya makan siang.
Usai makan siang, para peserta didik diajak berkeliling dengan ditemani dua orang samanera dan dua orang samaneri. Situasi lingkungan yang asri dan nyaman membuat para peserta didik semangat berkeliling di area padepokan yang luas itu. Dengan telaten para samanera dan samaneri menjawab dan menjelaskan pertanyaan peserta didik. Mulai dari kebiasaan para biksu dan juga tentang ajaran Budha.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB, sudah tiba waktunya untuk mengakhiri kegiatan. Para peserta didik dan guru pendamping berpamitan untuk kembali ke sekolah. Banyak pengalaman menarik yang dialami para peserta didik yang menambah wawasan tentang ajaran agama lain. Keenam mikrolet dan satu mobil pribadi segera meninggalkan padepokan dan bertolak menuju ke Malang. (Vincentius A Seto)