Museum Surabaya Makin Kekinian, Bercerita Surabaya Sejak Zaman Kerajaan
SURABAYA– Setelah sukses direvitalisasi, Museum Surabaya hadir dengan wajah baru. Museum yang berada di komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Siola ini menceritakan perjalanan panjang Kota Surabaya. Sejak zaman kerajaan hingga saat ini.
“Ini adalah wajah baru Museum Surabaya. Di sini bercerita tentang terbentuknya Kota Surabaya, mulai dari zaman kerajaan hingga terbentuklah Surabaya. Ada zaman kolonial penjajahan, lalu proklamasi setelah kemerdekaan sampai dengan saat ini,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Museum Surabaya, lanjut Wali Kota Eri mengisahkan sejarah panjang tentang identitas Kota Pahlawan. Di dalam museum ini, juga memamerkan koleksi moda transportasi hingga seni dan budaya yang ada di Surabaya. Tujuannya untuk membangkitkan dan menjaga nilai-nilai sejarah, serta seni budaya yang ada di Kota Surabaya.
“Bahkan, di sini juga diceritakan tentang sejarah Soekarno yang lahir dan bersekolah hingga indekos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya,” lanjutnya.
Revitalisasi Museum Surabaya juga ditujukan sebagai bentuk penghargaan kepada para seniman yang telah membesarkan nama Surabaya. Dengan bangga, diangkat pula kisah musisi Gombloh dan seniman Ludruk Kartolo di museum ini.
“Gombloh yang membesarkan nama Surabaya, ada nama-nama musisi Surabaya yang sudah terkenal hingga ke luar negeri,” ujar dia.
Museum Surabaya juga mengenalkan setiap wali kota yang pernah memimpin Surabaya, termasuk kebijakan-kebijakan dan pembangunan strategis yang telah dilakukan. Di samping itu, museum ini juga terintegrasi dengan sejumlah paket-paket wisata.
Wali Kota Eri pun membeberkan bahwa Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya diminta untuk membuat program edukasi khusus bagi pelajar SD-SMP swasta maupun negeri. Seperti, mengunjungi rumah dan makam WR Soepratman, Rumah Bung Karno, hingga Makam Dr Soetomo.
Upaya-upaya tersebut dilakukan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotism. Khususnya pada momen menjelang Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tahun ini.
“Saya berharap anak-anak bisa mengerti dan tidak melupakan sejarah,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyampaikan pihaknya akan segera menyusun jadwal kunjungan ke Museum Surabaya maupun ke tempat-tempat bersejarah lainnya, bersama Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya.
Sedangkan untuk transportasinya, Dispendik akan berkolaborasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya. Salah satunya menggunakan bus sekolah saat libur sekolah.
“Anak-anak SD dan SMP, kita jadwalkan secara bergiliran untuk berkunjung dan mengenal tempat-tempat yang menyimpan sejarah di Surabaya. Dengan demikian dapat mengimplementasikan kurikulum Merdeka Belajar,” kata Yusuf.
Terpisah, Remi Wicaksono, putra mendiang Gombloh menyampaikan rasa bangganya kepada Wali Kota Eri Cahyadi beserta jajaran Pemkot Surabaya atas perhatiannya kepada seniman dan musisi Surabaya, salah satunya adalah sang ayah.
“Ini menjadi kebanggan tersendiri bagi keluarga karena nama Gombloh terus diingat dan diapresiasi, sampai diletakkan di Museum Surabaya. Pak Wali bilang agar anak-anak muda bisa mengenal karya-karya Gombloh,” kata Remi Wicaksono.
Baginya, wajah baru Museum Surabaya telah sukses di revitalsi oleh Pemkot Surabaya. Lewat gaya modern kekinian ini, ia yakin bahwa anak-anak Kota Pahlawan semakin betah berkunjung di Museum Surabaya.
“Museum ini sangat keren, sangat kekinian. Selain menjadi sarana edukasi, banyak juga spot-spot foto menarik,” pungkasnya. (red)