Kemenag Umumkan 14 Finalis Festival Majelis Taklim 2025, Ini Daftarnya
JAKARTA– Direktorat Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan finalis Festival Majelis Taklim 2025. Plt Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menyampaikan bahwa ajang ini merupakan ruang kreatif bagi majelis taklim untuk menghadirkan wajah Islam yang ramah, inspiratif, dan relevan dengan kebutuhan umat.
“Festival Majelis Taklim bukan sekadar perlombaan. Ini adalah panggung untuk menunjukkan transformasi majelis taklim hari ini lebih terbuka, adaptif, dan hadir menjawab isu kebangsaan,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Zayadi mengungkapkan bahwa ragam kategori lomba mencerminkan berkembangnya ekosistem pemberdayaan di lingkungan majelis taklim. Hal itu terlihat dari tingginya partisipasi peserta dari berbagai provinsi, serta keberagaman bentuk kompetisi yang digelar.
“Dari tilawah hingga karya tulis, dari video profil hingga seni kasidah, semuanya menunjukkan bahwa majelis taklim memiliki potensi besar dalam menggerakkan literasi keagamaan dan sosial,” ucapnya.
Menurut dia, partisipasi peserta menunjukkan komitmen masyarakat untuk terus meningkatkan kapasitas serta memperkuat peran majelis taklim sebagai ruang belajar keagamaan yang inklusif dan kreatif.
“Majelis taklim terbukti menjadi pusat pembelajaran yang membumi dan berdaya jangkau luas,” tambahnya.
Zayadi menyampaikan bahwa para finalis tahun ini merupakan representasi terbaik dari upaya peningkatan kualitas majelis taklim di Indonesia.
“Kami berharap babak final menjadi momentum untuk menegaskan komitmen bersama dalam menghadirkan majelis taklim yang berdaya dan memberdayakan,” katanya.
Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ditjen Bimas Islam, Ali Sibromalisi, menjelaskan, penetapan finalis dilakukan melalui proses kurasi yang ketat, objektif, dan berbasis karya. Menurutnya, antusiasme dan kualitas karya yang masuk tahun ini meningkat signifikan.
“Tim kurator menilai dari aspek kreativitas, relevansi tema, substansi, serta ketepatan penyampaian. Peserta menunjukkan bahwa majelis taklim kini siap tampil dalam ruang publik yang lebih luas,” tuturnya.
Ali menyampaikan bahwa Festival Majelis Taklim merupakan bagian dari rangkaian The Wonder of Harmony 2025, sebuah inisiatif Kemenag untuk memperkuat harmoni dan literasi keagamaan masyarakat. “Festival ini menegaskan bahwa majelis taklim bukan hanya ruang kajian, tetapi juga ruang kolaborasi. Kita ingin membangun ekosistem pembelajaran yang adaptif dan selaras dengan nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi momentum memperkuat jejaring antarmajelis taklim dari berbagai daerah. “Di sini terbangun hubungan, berbagi praktik baik, serta kolaborasi lintas wilayah. Ini modal penting bagi penguatan kelembagaan majelis taklim ke depan,” kata dia.
Ali memastikan seluruh finalis akan mengikuti babak final pada 25–27 November 2025. Ia berharap para peserta dapat tampil optimal dan memberikan inspirasi bagi masyarakat luas. “Semoga babak final menjadi ruang terbaik untuk menampilkan kualitas majelis taklim Indonesia,” ujarnya.
Kasubtim pada Subdit Kemitraan Umat Islam, Zaini Anton Riyadi, menjelaskan bahwa penetapan finalis mencakup enam kategori lomba yang dibuka pada Festival Majelis Taklim 2025. Ia menyebutkan bahwa finalis berasal dari berbagai provinsi dengan tingkat kompetisi yang cukup ketat.
“Data finalis menunjukkan bahwa partisipasi merata dan kompetitif. Setiap kategori memiliki karakter dan keunggulannya masing-masing,” ucapnya.
Lomba Tilawatil Qur’an dan Sari Tilawah
• Siti Robiah Adawiyah (Jawa Barat)
• Mayasari Nabilah (Jawa Timur)
• Ahmad Fauzi Sudewo (Banten)
• Rani Kamilah Putri dan Dea Pratiwi (Riau)
• Nurjamilah dan Awaluddin (Sumatera Utara)
Lomba Pidato/Dakwah, finalis meliputi:
• Nur Alfiah (Jawa Barat)
• Nauva Yuzky Al Fatih (Jawa Timur)
• Muhammad Arpan Sakban (Bengkulu)
• Suhanah (Riau)
Lomba Qasidah Rebana
• Majelis Taklim Al Falah (Jawa Barat)
• Abdul Basit (Sumatera Utara)
• MT Provinsi Sumatera Barat – Eka Putra
• Qasidah MTY Kopa (Sumatera Barat)
• MT PAI (Sumatera Selatan)
Zaini menambahkan, kategori kasidah menjadi salah satu yang paling hidup karena menggabungkan unsur seni, tradisi, dan syiar keagamaan. (red)















