Polinema Gali Literasi Keuangan untuk Yayasan Darul Jundi Malang Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan
MALANG–Dosen-dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar program pengabdian kepada masyarakat di Yayasan Sosial Darul Jundi Malang di Jalan Pemandian Tentara H159 Rampal, Kesatrian, Kecamatan Blimbing Kota Malang, 15 -28 Juni 2025 lalu.
Fokus kegiatan ini pada edukasi dan pendampingan keuangan. Program yang diberi tajuk “Edukasi dan Pendampingan Keuangan bagi Yayasan Sosial Darul Jundi Malang: Meningkatkan Kemandirian dan Keberlanjutan”, ini dirancang untuk memperkuat tata kelola keuangan yayasan yang selama ini sangat bergantung pada donasi eksternal. Inisiatif ini dinilai memiliki potensi untuk menjadi model reproduktif bagi yayasan serupa di wilayah Kota Malang dan sekitarnya. Terutama dalam konteks ekosistem filantropi lokal yang terus berkembang.
Yayasan Darul Jundi Malang mendampingi sekitar 158 anak binaan berusia antara 4 sampai 20 tahun. Tantangan utama yang diidentifikasi tim PKM adalah rendahnya literasi keuangan bagi pengelola maupun anak binaan, serta sistem pencatatan keuangan yang belum sepenuhnya memenuhi standar akuntansi entitas non-laba.
Ketergantungan anggaran pada sumbangan menjadikan operasional yayasan rentan terhadap fluktuasi donor, terutama saat kondisi ekonomi tidak menentu. Melalui kerja sama lintas institusi ini, tim PKM Polinema berupaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas melalui penyusunan laporan keuangan yang sejalan dengan ISAK 35 dan PSAK 45, serta memperkenalkan konsep diversifikasi pendanaan berbasis kewirausahaan sosial sebagai pijakan keberlanjutan.

Kegiatan program dibagi dalam beberapa fase. Pertama, identifikasi permasalahan melalui observasi dan wawancara pengurus yayasan untuk memahami kendala terkait pencatatan keuangan dan pelaporan. Kedua, edukasi literasi keuangan bagi pengurus dan anak binaan. Ketiga, pendampingan penyusunan laporan keuangan yang konsisten dengan standar entitas non-laba. Keempat, pelatihan kewirausahaan sosial berbasis syariah bagi anak binaan sebagai langkah konkret membekali mereka dengan kemampuan mandiri secara ekonomi.
Materi disusun berlandaskan landasan standar akuntansi bagi entitas non-laba, dan dilengkapi pelatihan penggunaan aplikasi pencatatan yang lebih praktis untuk memudahkan proses pelaporan.
Pelibatan pengurus yayasan dan anak binaan diharapkan mampu meningkatkan kapasitas mereka dalam menyusun laporan keuangan yang jelas, akuntabel, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan donatur. Suara publik mengenai kelola keuangan yang transparan dinilai penting bagi kepercayaan donatur serta peluang kemitraan yang lebih luas.
“Kami ingin yayasan tidak lagi terhambat oleh ketergantungan pada donasi semata,” ujar koordinator pelaksana Galuh Kartiko SH MH.
“Melalui literasi keuangan dan diversifikasi pendanaan, diharapkan Yayasan Darul Jundi mampu membangun fondasi finansial yang lebih stabil, sambil membekali anak binaan dengan keterampilan kewirausahaan berbasis syariah,” sambungnya.
Pelatihan kewirausahaan sosial berbasis syariah dipandang krusial untuk menyiapkan anak binaan agar bisa mandiri secara ekonomi, tanpa mengabaikan nilai-nilai keagamaan dan sosial yang menjadi fokus yayasan.
Program ini juga menekankan transparansi pelaporan dan evaluasi berkala. Evaluasi Sumatif mencakup kualitas laporan keuangan yang selaras dengan ISAK 35 dan PSAK 45, tingkat keberdayaan mitra dalam penggunaan IT, serta dampak program terhadap literasi keuangan anak binaan.
Hasil evaluasi akan dipublikasikan melalui media massa dan platform online untuk memperluas dampak sosial dan menjadi acuan bagi yayasan lain yang ingin mengikuti jejak Darul Jundi. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan akuntabilitas internal, tetapi juga memperluas jaringan kemitraan yang berpotensi memperkuat ekosistem pendanaan berbasis komunitas.
Program ini menyoroti potensi diversifikasi pendanaan melalui pembangunan unit usaha kecil berbasis syariah, yang dinilai mampu menjadi sumber pendapatan mandiri bagi yayasan. Keterlibatan institusi pendidikan tinggi dalam mengakselerasi kapasitas manajemen keuangan yayasan menunjukkan model kolaborasi antara sektor akademik dan organisasi sosial yang bisa direplikasi di Kota Malang maupun daerah sekitarnya.
Keberhasilan program di Darul Jundi berpotensi menjadi contoh bagi lembaga serupa untuk membangun ekosistem pendanaan yang lebih berkelanjutan, menjaga hak anak-anak binaan untuk tumbuh dalam lingkungan yang adil, berwawasan, dan berkelanjutan.
Kedepannya, kolaborasi antara Polinema dan Darul Jundi diharapkan melahirkan inovasi kebijakan dan praktik terbaik dalam pengelolaan keuangan yayasan sosial. Dengan fondasi literasi keuangan yang kuat, program ini berpotensi memperluas dampak sosial bagi komunitas sekitar, meningkatkan kualitas hidup anak binaan, serta memberi peluang bagi generasi penerus untuk tumbuh mandiri secara ekonomi tanpa harus bergantung sepenuhnya pada bantuan eksternal. (red)















