Kemendikdasmen Tegaskan Komitmen Perkuat Peran Lulusan SMK di Pasar Global
JAKARTA– Mendikdasmen Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya kesadaran ekosistem pendidikan Indonesia untuk melihat berbagai peluang era bonus demografi Indonesia. Hal tersebut disampaikan Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam pembukaan Kegiatan Koordinasi Mutu SMK untuk Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri Tahun 2025 Kamis (18/9/2025) malam di Jakarta.
Kegiatan Koordinasi Mutu SMK untuk Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri Tahun 2025 ini diselenggarakan sebagai langkah konkret untuk menyelaraskan kebijakan. Selain itu memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan menghadirkan inspirasi praktik baik dalam mempersiapkan lulusan SMK agar mampu bersaing di pasar kerja global.
Dalam sambutannya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa tren pasar kerja dunia yang semakin terbuka tanpa mengenal batas geografis dan perkembangan teknologi telah menciptakan lanskap baru dan peluang kerja di berbagai sektor.
Untuk itulah, menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, pendidikan vokasi di Indonesia perlu memanfaatkan kelimpahan sumber daya manusia yang dimiliki dengan mempersiapkan tenaga kerja terampil lulusan vokasi yang mampu bersaing di dalam maupun di luar negeri.
“Peluang pasar kerja global dengan berbagai kerja sama antarnegara ini memberikan kesempatan dan peluang besar pada pendidikan vokasi untuk mempersiapkan lulusan SMK agar dapat berkiprah di kancah internasional sebagai tenaga kerja profesional dan berdaya saing,” katanya.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga menjelaskan upaya mempersiapkan tenaga kerja terampil Indonesia juga menjadi arahan dari Presiden Prabowo Subianto
dalam Pidato Kenegaraan tanggal 15 Agustus 2025 yang lalu. Dalam pidato tersebut, Presiden Prabowo menekankan bahwa pendidikan vokasi merupakan pilar utama dalam menyiapkan tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi tantangan global.
“Pak Presiden menekankan agar kita dapat mendorong para lulusan bisa bekerja di mancanegara sebagai bagian dari usaha untuk kita meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan meningkatkan kesejahteraan para lulusan SMK. Ini merupakan marwah Indonesia untuk mengirimkan tenaga-tenaga profesional. Ini momentum untuk memperkuat peran SMK sebagai penghasil tenaga kerja terampil,” kata Mu’ti.
Menteri Mu’ti menegaskan, untuk menjawab peluang sekaligus tantangan terkait dinamika pasar kerja dunia ini, Kemendikdasmen terus berkomitmen untuk memperkuat peran pendidikan vokasi di SMK melalui berbagai program. Ini termasuk fasilitasi penguatan akses kebekerjaan luar negeri dan kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti juga menyebut bahwa Kemendikdasmen akan terus mendorong agar SMK bisa masuk dalam sektor dunia usaha dan kebekerjaan secara profesional. Dimensi ini, menurutnya, harus ada dalam pembelajaran. Dalam konteks tersebut ada tiga hal menurut Mu’ti yang harus dilakukan bersama-sama agar lulusan SMK siap bekerja di mancanegara.
“Pertama adalah kesiapan profesional dan berkompeten. Kita mempersiapkan kelompok-kelompok profesional untuk bisa bekerja di sektor-sektor yang sekarang eksis dan mereka memenuhi apa yang diharapkan oleh yang membuka lapangan pekerjaan. Kedua adalah persiapan mental. Kita harus mempersiapkan lulusan SMK untuk siap ketika mereka merantau jauh untuk memperkuat jejaring Indonesia di dunia,” terang Mu’ti.
Persiapan ketiga, menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, adalah persiapan kultural. Penting menurutnya untuk mempersiapkan secara matang pengetahuan kultural lulusan SMK terkait tempat di mana mereka akan bekerja. “Ini harus dipersiapkan sejak awal. Mereka perlu belajar bahasa dan sistem sosial di negara tempat mereka bekerja,” terangnya.
Kegiatan Kegiatan Koordinasi Mutu SMK untuk Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri Tahun 2025 tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kemendikdasmen. Kegiatan ini melibatkan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI/BP2MI), Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar berbagai negara, dan mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan selama 18 sampai 20 September 2025 tersebut, selain pembahasan regulasi dan kebijakan untuk mendukung penguatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, perwakilan Kedutaan Besar Jepang, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Bulgaria, Turki, Australia, dan Selandia Baru akan turut berbicara mengenai peluang dan tantangan kebekerjaan bagi calon pekerja migran Indonesia (PMI) di negara masing-masing. Dalam forum tersebut mereka akan turut menyampaikan kebutuhan negaranya terkait tenaga kerja asing, kebijakan, serta persyaratan bekerja di negara masing-masing. (red)