Indonesia Sehat Jiwa Bangun Kolaborasi Tangani Bullying dan Cegah Bunuh diri di Solo Raya dan Yogyakarta
YOGYAKARTA– Indonesia Sehat Jiwa (ISJ) perluas jaringan pelayanan kesehatan mental di berbagai daerah di Indonsesia. Itu dilakukan di tengah situasi meningkatnya kasus bullying, percobaan bunuh diri, dan bunuh diri, khususnya di kalangan remaja dan usia produktif. Terbaru ISJ memperluas jaringan operasionalnya secara signifikan, di antaranya di wilayah Solo Raya dan Yogyakarta.
Masifnya gerakan pelayanan Indonesia Sehat Jiwa ini sebagai bagian dari program pencegahan bunuh diri komprehensif berbasis layanan kesehatan mental terintegrasi. ISJ juga melakukan intervensi melalui penyuluhan, pelatihan, dan kemitraan lintas sektor.
‘’Untuk wilayah Solo Raya contohnya, Indonesia Sehat Jiwa menggandeng Pondok Pesantren Al Manshur Popongan sebagai mitra edukasi kesehatan mental. Pondok pesantren Al Manshur Popongan sebagai pondok pesantren pertama dan mungkin satu-satunya di Indonesia yang secara terbuka menjalin kerja sama dengan Indonesia Sehat Jiwa dalam program pendampingan kesehatan jiwa santri,’’ jelas Inisiator Indonesia Sehat Jiwa, Sofia Ambarini, S.Kom, MM.
Dalam penyuluhan yang dilaksanakan, lanjut Sofia, Indonesia Sehat Jiwa membahas isu bullying, tekanan sosial, dan kebutuhan ruang aman untuk santri bercerita tanpa stigma.
Santri, ustaz, ustazah serta pengurus pondok pesantren dilibatkan dalam edukasi curhat aman, peer support, dan langkah awal menghadapi krisis psikologis di lingkungan tertutup.
“Langkah ini sangat berani dan progresif. Pondok pesantren menjadi tempat yang sangat penting untuk menanamkan kesadaran dan keberanian bicara soal kesehatan mental sejak dini,” jelas Sofia yang juga Ketua Yayasan Mahargijono Schutzenberger ini.
Sementara itu di Yogyakarta, lanjut Sofia, Indonesia Sehat Jiwa melaksanakan penyuluhan kesehatan mental kepada mahasiswa keperawatan melalui kerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) PMI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
‘’Penyuluhan ini bertujuan membekali calon tenaga medis muda dengan pemahaman dasar tentang Mental Health First Aid (MHFA), mengenali tanda risiko bunuh diri, dan membangun empati saat menghadapi klien dalam kondisi krisis emosional,’’ jelas Sofia.
Lebih lanjut dia mengatakan kerja sama Indonesia Sehat Jiwa dengan PMI DIY ini juga mencakup pembentukan jaringan relawan peduli kesehatan jiwa. Selain itu penguatan jejaring rujukan ke rumah sakit mitra.
‘’Selain dengan PMI DIY, ISJ kini secara aktif bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dan RSK Puri Nirmala Yogyakarta. Kolaborasi ini meliputi rujukan krisis dari hotline Indonesia Sehat Jiwa, edukasi dan pelatihan bersama, dukungan tenaga ahli kesehatan jiwa, sinergi dalam pelacakan dan penanganan kasus percobaan bunuh diri,’’ papar Sofia.
Indonesia Sehat Jiwa pun terus memperluas jangkauan. Di antaranya dengan menyediakan Hotline 24/7, konseling tatap muka dan daring, pelatihan peer support, pojok curhat di komunitas dan kampus, Intervensi darurat dan evakuasi psikososial.
Sofia memastikan pihaknya membangun ekosistem kolaboratif—bukan hanya merespons krisis, ‘’Namun juga membentuk jaringan masyarakat yang saling jaga dan peka terhadap tanda-tanda krisis. Dari pesantren hingga kampus, kami hadir untuk membuka ruang bicara yang aman,” papar Sofia. (red)