Dukung Pameran 100 Tahun Batik Oey Soe Tjoen Perkuat Ekosistem Kreatif

JAKARTA–  Wamen Ekraf Irene Umar meninjau kesiapan ruang pamer di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang rencananya untuk pameran 100 tahun Batik Oey Soe Tjoen. Tinjauan ini sebagai wujud dukungan  Kementerian Ekraf  mengawal warisan budaya untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif.

“Kami ingin melihat langsung kondisi ruang dan mempertemukan semua pihak agar pameran ini tidak hanya sekadar terselenggara, tapi benar-benar berdampak. Batik Oey Soe Tjoen bukan hanya karya seni, ia adalah bukti bahwa budaya Indonesia punya daya jelajah yang panjang dan dalam. Inilah bentuk ekspresi kreatif yang lahir dari proses, filosofi, dan warisan, dan layak kita rayakan secara terhormat di ruang publik,” kata Wamen Ekraf Irene saat melihat langsung kesiapan ruang pamer di Gedung Ali Sadikin, TIM, Jakarta.

Wamen Ekraf Irene sebelumnya melihat langsung Batik Oey Soe Tjoen di Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng) yang kini dikelola Widianti Widjaja sebagai generasi ketiga penerus batik tersebut.

Wamen Ekraf Irene menegaskan pentingnya ekonomi kreatif berbasis budaya sebagai penggerak baru pertumbuhan melalui penyelenggaraan pameran yang bentuk nyata dari kolaborasi pusat dan daerah, serta keterlibatan lintas sektor dalam pelestarian dan regenerasi kekayaan budaya lokal.

“Kami di Kementerian Ekraf siap terlibat dalam mendorong terwujudnya pameran ini mulai dari fasilitasi komunikasi hingga penguatan narasi dan kurasi kreatif. Ini bagian dari upaya kita menjadikan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth, yang bertumpu pada kekuatan tradisi dan potensi komunitas,” kata Wamen Ekraf Irene.

Di tempat yang sama, Andhika Ajie sebagai Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta menyambut baik semangat kolaborasi tersebut. Sebagai tindak lanjut, Bappeda Provinsi DKI Jakarta bersama Jakpro menjajaki skema kolaborasi untuk menghidupkan Gedung Ali Sadikin di TIM secara konsisten melalui kegiatan seni dan budaya yang relevan. Ruang publik ini diharapkan menjadi etalase kreatif yang terbuka namun tetap terkurasi dengan baik.

“Batik Oey Soe Tjoen adalah karya ekonomi kreatif yang punya nilai budaya yang tinggi dan pantas mendapat ruang yang layak di negeri sendiri. Karena itu, kami terbuka untuk komunitas dan pegiat kreatif yang mengusung kesinambungan dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia,” ujar Andhika.

Pameran 100 tahun Batik Oey Soe Tjoen   rencananya akan digelar pada 25 Juli 2025 dengan menampilkan perjalanan panjang batik peranakan yang dikerjakan secara turun-temurun, narasi lintas generasi, serta filosofi kriya yang telah diakui hingga ke mancanegara.

Karya-karya Batik Oey Soe Tjoen bahkan telah dipajang di Museum Peranakan Singapura sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia.

Dalam kunjungan ini, Wamen Ekraf Irene juga berdiskusi bersama perwakilan dari Jakpro dan pengelola TIM guna membahas aspek teknis dan dukungan lintas lembaga terhadap penyelenggaraan pameran. Turut mendampingi Wamen Ekraf Irene yaitu Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Yuke Sri Rahayu serta Direktur Kriya Neli Yana. (red)

Sekarang

Jatah DBHCHT Kota Malang Tahun Ini Rp 75,6 Miliar

Sekarang