Februari 2025, Kota Malang Deflasi karena Tarif Listrik
MALANG- Inflasi Kota Malang sepanjang Januari 2025 lalu disebut terkendali. Kota Malang bahkan tercatat mengalami deflasi pada Januari hingga akhir Februari kemarin. Ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Malang Febrina melalui press release BI Malang.
Dijelaskannya pengendalian inflasi di Kota Malang dilakukan dalam beberapa bentuk sepanjang awal tahun 2025 ini. Di antaranya seperti sidak pasar, pelaksanaan operasi pasar murah, pemantauan ketersediaan gas LPG 3kg, rapat koordinasi rutin hingga pemantauan harga bahan pokok selama bulan lalu.
“Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Februari 2025 mengalami deflasi bulanan sebesar 0,69 persen (mtm) lebih dalam dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,60 persen (mtm),” terang Febrina.
Dengan capaian tersebut, Kota Malang tercatat mengalami deflasi tahunan sebesar 0,22 persen (yoy). Maka, deflasi periode Februari 2025 terutama didorong oleh penurunan harga pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Lainnya dengan andil -0,70 persen (mtm).
Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi yang terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi & Jasa Lainnya dengan andil 0,11 persen (mtm).
“Berdasarkan komoditas penyebabnya, deflasi terbesar Kota Malang didorong oleh penurunan tarif listrik, penurunan harga komoditas bawang merah, daging ayam ras, cabai rawit dan kacang panjang,” tutur Febrina menambahkan.
Ia menjelaskan lagi, bahwa penurunan tarif listrik seiring masih berlanjutnya kebijakan pemerintah terkait pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada pelanggan rumah tangga PT PLN (Persero) dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA yang berlaku sejak Januari 2025. (ran)